Berita Salatiga

Dokter Hewan di Getasan Temukan Obat Herbal Untuk PMK

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Dokter hewan di Polobugo Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang membuat obat herbal untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Awal mula Dokter Hewan, Mukhlas Yasi Alamsyah membuat obat herbal atau probiotik herbal sejak tahun 2000.

“Karena kalau menggunakan obat medis itu harganya mahal jadi menggunakan potensi yang di sekitar saya seperti tanaman dan lainnya yang dibentuk menjadi probiotik herbal,” kata Mukhlas kepada Tribunjateng.com, Jumat (3/6/2022).

“Probiotik herbal ini berbentuk sirup yang digunakan sebagai supporting atau bahkan untuk mengobati,” tambahnya.

Ada beberapa daun-daunan yang digunakan untuk membuat obat herbal untuk PMK.

“Pada saat PMK merebah, probiotik herbal yang sudah saya buat lalu saya tambah beberapa daun,” jelasnya.

“Obat herbal untuk PMK berisikan tetes tebu lalu saya tambahkan bakteri Lactobacillus, dengan media air tanah, beberapa daun-daunan yang digunakan untuk anti radang,” imbuhnya.

Probiotik herbal tersebut diminumkan kepada hewan ternak seperti sapi dengan dosis setengah gelas.

“Untuk antibiotik penurun panas, saya menggunakan daun rambutan,” ungkapnya.

“Setelah semua dicampurkan lalu ditutup ditunggu sekitar empat sampai tujuh hari, setelah itu bisa diaplikasikan dengan dosis setengah gelas atau 100 mm diminumkan ke sapi saat pagi dan sore,” paparnya.

Probiotik herbal tersebut untuk meningkatkan sistem metabolisme tubuh hewan.

“Obat tersebut memiliki efek untuk sumber tenaga, meningkatkan metabolisme tubuh serta anti radang dan anti panas,” ungkapnya.

Mukhlas tidak mengenakan tarif untuk probiotik herbal yang ia buat.

“Saya hanya menarifkan Rp. 50.000 itu  hanya awal menangani kasus hewan terindikasi PMK saja, selanjutnya saat mengontrol hewan termasuk pemberian obat herbal tidak saya kenakan tarif alias gratis,” kata Mukhlas.

Untuk mencegah penularan PMK dapat menggunakan air garam.

“Air garam ini dipakai untuk menyemprot lingkungan, untuk mencegah panyakit tersebut tidak keluar dan mencegah penyakit untuk masuk juga,”

Dalam setiap hari selalu ada 10-15 ekor penambahan kasus PMK yang ia tangani.

“Saya menangani PMK mulai pertengahan Mei 2022, untuk total kasus PMK yang saya tangani mencapai 130 ekor sapi,” ungkapnya.

Tingkat kesembuhan hewan yang terjangkit PMK sekitar 80-90 persen karena PMK memiliki tingkat kematian yang rendah. (han)

Baca juga: Jadwal MotoGP 2022 GP Spanyol Sirkuit Catalunya, Quartararo Dapat Kontrak Baru Jelang Balapan

Baca juga: Antisipasi Konvoi Kelulusan, SMKN 1 Sayung Umukan Lewat Daring

Baca juga: FGD AMSI: Cek Fakta dan Literasi Informasi Direkomendasikan Masuk Kurikulum Bahkan Perda

Baca juga: Drawing PSIS Semarang di Turnamen Pramusim Liga 1 2022, Hadapi Persis, Dewa United, Persita, dan PSS

Berita Terkini