TRIBUNJATENG.COM - Tumbuhan dengan nama ilmiah Anacardium occidentale L. ini termasuk dalam keluarga Anacardiaceae, yang tersebar luas di wilayah Indonesia.
Selain dikenal sebagai Jambu mete atau Jambu monyet (Jawa), di daerah lain juga dikenal sebagai Jambu erang (Sumatera), Jambu dipa, Jambu gayus (Kalimantan), jambu dare (Sulawesi) dan Kanoke serta Buwa jaki (Maluku) (Hidayat et al., 2016).
Orang lebih mengenal kacang mete sebagai produk dari tumbuhan ini, namun ternyata bagian lain dari tumbuhan ini punya segudang manfaat.
Deskripsi
Tumbuhan Jambu mete berupa pohon dengan ketinggian mencapai 12 m.
Memiliki bentuk daun bulat telur atau lonjong, bertulang daun menyirip, permukaan kasar, berwarna cokelat kemerahan saat masih muda dan berwarna hijau tua mengilat ketika dewasa.
Batang bulat dan terdapat getah.
Tangkai bunga terdiri atas bunga jantan yang harum dan bunga hermafrodit, berwarna putih ketika benang sari masak dan menjadi merha kemerah-jambuan.
Buah berbentuk mirip ginjal, berukuran 3 x 1,2 cm berwarna cokelat keabuan.
Tangkai dari buahnya membesar membentuk seperti pir dengan kulit mengkilat, berwarna kuning hingga merah, bertekstur lembut dan mengandung banyak air.
Biji berbentuk seperti ginjal dengan warna testa cokelat kemerahan (Hidayat et al., 2016).
Habitat
Tumbuhan ini tumbuh dengan baik jika mendapat sinar matahari yang cukup.
Jambu mete paling cocok ditanam pada tanah dengan pH antara 6,3-7,3 dan kelembaban antara 70 % -80 % dengan suhu harian rata-rata 27oC. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1-1.200 mdpl (Pujiasmanto, 2020).
Kandungan Fitokimia
Daun yang masih muda mempunayi kandungan vitamin A, vitamin C, kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, besi dan air.
Kulit biji mengandung Cashew Nnut Shell Liquid (CNSL), bila mengenai mulut dapat menyebabkan peradangan.
Kulit biji dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker kulit (Hidayat et al., 2016).
Jambu mete juga memiliki kandungan kimia berupa Alkaloid, Saponin, Tanin dan Flavonoid yang berperan dalam penyembuhan luka.
Flavonoid berfungsi untuk menghambat pendarahan dengan cara meningkatkan jumlah trombosit, saponin bermanfaat sebagai perangsang pembentukan kolagen, tanin berfungsi sebagai antibakteri dan antiseptic pada luka sehingga mencegah terjadinya infeksi pada luka serta alkaloid berperan dalam melawan infeksi mikroba (Hasibuan et al., 2015).
Manfaat
Bagian-bagian dari Jambu mete memiliki berbagai manfaat.
Daun muda Jambu mete selain bisa dimakan sebagai lalapan juga bermanfaat sebagai obat malaria, diabetes, hipertensi, rematik, sariawan dan ruam pada kulit.
Kulit biji dimanfaatkan untuk mengobati kanker kulit. Kulit kayu memiliki rasa kelat dan lama-kelamaan menimbulkan rasa tebal pada lidah.
Akan tetapi, kulit kayu ini memiliki khasiat sebagai pencahar, astringen dan membantu dalam memacu aktivitas enzim pencernaan.
Bagian biji dapat digunakan untuk mengobati radang mulut rahim dan sakit gigi maupun gusi.
Selain itu, minyak dari bijinya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi keracunan makanan (Hidayat et al.,2016).
Daun yang sudah tua dapat digunakan sebagai obat luka bakar serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan antibakteri dan antioksidan (Ajileye et al., 2014; Prasetyaningtyas et al., 2017).
Selain bermanfaat sebagai obat, Jambu mete juga dapat digunakan sebagai bahan aktif pada liquid hand sanitizer.
Hal ini telah dibuktikan dalam beberapa penelitian, seperti pada penelitian Dahake et al., (2009) dan Prasetyaningtyas et al., 2017.
Pada penelitian Prasetyaningtyas et al., 2017 didapatkan hasil ekstrak Jambu mete berupa ekstrak etil yang diduga mengandung beberapa senyawa berupa flavonoid, tanin dan alkaloid memiliki aktivitas antibakteri Bacillus subtilis dan E. colli, semakin besar konsentrasi ekstrak, daya hambat terhadap bakteri semakin meningkat.
Persebaran
Jambu mete merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Amerika Selatan yang kini tersebar di kawasan Asia seperti India, Vietnam dan Indonesia dan banyak dibudidayakan (Febriani & Hartana, 2016).
Pada wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat, Jambu mete dapat ditemukan di kawasan Cagar Alam (CA) Kembang, CA Keling II/III, CA Keing Iabc dan CA Gn Celering di Kabupaten Jepara.
Penulis
Kinanti Kusumawardani (FB Unsoed)
Budi Santoso (KPHK Pati Barat)