TRIBUNJATENG.COM, GREENWOOD - Insiden penembakan dengan senapan semi-otomatis terjadi di Greenwood Park Mall, Indiana, Minggu (17/7/2022) malam waktu setempat.
Seorang warga sipil Amerika Serikat (AS) bernama Elisjsha Dicken (22) disebut sebagai pahlawan.
Dia menembak mati pelaku penembakan bernama Jonathan Sapriman (20).
Baca juga: Penembakan di Mal Kopenhagen Denmark Tewaskan 3 Pengunjung, Saksi: Pelaku Tidak Lari Setelah Beraksi
Pelaku menewaskan pria berusia 30 tahun dan pasangannya yang sedang duduk di restoran serta melukai dua korban lainnya.
Namun, sebelum memakan korban lebih banyak, Sapriman ditembak mati oleh Elisjsha Dicken yang membawa pistol tanpa lisensi.
Hukum setempat baru-baru ini mengizinkan membawa senjata api tanpa izin.
"Akan ada lebih banyak orang tewas tadi malam jika bukan karena warga negara bersenjata yang bertanggung jawab mengambil tindakan sangat cepat dalam dua menit pertama penembakan," kata James Ison, Kepala Polisi Greenwood, dalam konferensi pers dikutip dari kantor berita AFP.
Ison menambahkan, penembak tampaknya sudah bersiap melakukan serangan mematikan dengan menjatuhkan ponselnya di toilet dan membakar komputernya di oven sebelum berangkat.
Dia juga memiliki senapan serbu kedua, pistol, dan sejumlah besar amunisi, lanjut Ison.
Kelompok pro-senjata api yang kuat di AS, National Rifle Association atau NRA, langsung memanfaatkan tragedi itu untuk menegaskan kembali sikapnya bahwa warga sipil bersenjata baik untuk keamanan publik.
"Kami katakan lagi: Satu-satunya cara untuk menghentikan orang jahat dengan senjata adalah orang baik dengan senjata," kata NRA di Twitter.
Kelompok lain yang menentang pembatasan kepemilikan senjata api yaitu Citizens Committee for the Right to Keep and Bear Arms (CCRKBA) juga sependapat dengan NRA.
"Kami membawa senjata untuk membela diri dan orang lain dari penjahat dan orang gila dalam keadaan darurat yang tiba-tiba," ujar ketuanya, Alan Gottlieb.
"Pemuda pemberani itu pantas dipuji sebagai pahlawan."
Hampir 400 juta senjata api beredar di kalangan penduduk sipil Amerika Serikat pada 2017, atau rata-rata 120 senjata untuk setiap 100 orang, menurut data proyek Small Arms Survey.
Lebih dari 24.000 orang tewas ditembak sejak awal 2022, termasuk 13.000 karena bunuh diri, menurut situs Arsip Kekerasan Senjata.
Beberapa insiden baru-baru ini termasuk penembakan sekolah di Texas dan supermarket yang sering dikunjungi orang Afro-Amerika di Buffalo, mendorong parlemen pada Juni meloloskan reformasi sederhana untuk UU senjata kali pertama dalam 30 tahun. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Heroik Warga Sipil AS Tembak Mati Pelaku Penembakan di Mal, dalam 2 Menit Selamatkan Banyak Nyawa"
Baca juga: Aksi Penembakan Kembali Terjadi di Amerika, Remaja 15 Tahun Tewas dalam Konser di Washington DC