Mutilasi di Ungaran

Kesaksian Ayah Korban Mutilasi di Ungaran, Setelah Beraksi Pelaku Temui Anak yang Dulu Tak Diakui

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Anak saya juga jarang pulang, dalam artian paling semisal ada perlu."

"Sebenarnya juga kemarin itu mau pulang karena mau mengurus SKCK, tapi ya belum sempat pulang malah kejadian ini," ungkap Aswirto, pada tribunjateng.com, Selasa (26/7/2022).

Bahkan Aswirto menyebut, pelaku mutulasi alias Imam Sobari, setelah melakukan aksi kejinya sempat main ke rumah korban tepatnya pada Minggu (24/7/2022). 

Alasan pelaku main ke rumah korban, karena ingin menemui anaknya yang merupakan hasil hubungan di luar nikah dengan korban. 

Tapi saat pelaku datang ke rumah korban, Aswirto tidak ada di rumah karena sedang mencari keberadaan sang anak yang sudah beberapa hari hilang kontak. 

Kemudian adik dari korban yaitu anak Aswirto yang nomor dua, menelepon memberitahu bahwa pelaku Imam Sobari sedang ada dirumahnya. 

Setelah itu, Aswirto langsung meminta pelaku untuk menunggu di rumah karena ingin menanyakan keberadaan sang anak.

6 Fakta Pembunuhan Mutilasi yang Potongan Tubuhnya Ditemukan di Ungaran (KOLASE TRIBUNJATENG)

Dan saat itu Imam mengiyakan akan menunggu. 

Tapi setelah Aswirto sampai di rumah, pelaku sudah tidak ada di rumah dan berusaha kabur atau menghindar. 

"Harapan saya mewakili keluarga dan sebagai seoarang Ayah, tentu menginginkan pelaku dihukum seberat-beratnya atau hukuman mati."

"Karena saya kurang baik apa dengan pelaku ini, dia berbuat salah saya tetap baik, main ke rumah tetap saya sambut baik, kekurangan apapun saya kasih, ingin menemui anaknya saya izinkan, tapi malah berbuat keji kepada anak saya," harapnya. 

Diceritakan fakta, bahwa dulunya saat korban masih sekolah sempat menjalin kasih (pacaran) dengan pelaku. 

Kemudian terjadilah hubungan diluar nikah yang membuat korban ini hamil anak pelaku. 

Keluarga korban berusaha mencari jalan tengah atau dengan meminta baik-baik supaya pelaku mau bertanggungjawab, tapi saat itu pelaku menolak, dan keluarga pelaku juga menolak. 

Bahkan sampai enam kali keluarga korban meminta pertanggungjawaban, tetap tidak direspon sampai akhirnya mengambil jalur hukum dengan melapor ke polisi. 

Halaman
123

Berita Terkini