Akibat kejadian itu, R tak ingin masuk sekolah.
Ia sempat berdalih ke DN bahwa dirinya lagi sakit.
"Hari Senin kemarin dia enggak masuk karena sakit. Pengakuan akhirnya dia bilang soalnya guru yang negor ngajar kelasnya setiap Senin dan Kamis," katanya.
R lalu meminta kakaknya itu untuk datang ke sekolah.
Akan dievaluasi
DN menceritakan hal yang tidak mengenakkan itu kepada wali kelas adiknya.
"Katanya terimakasih atas evaluasinya. Nanti disampaikan ke guru yang bersangkutan," katanya.
DN sebenarnya menganggap teguran terhadap adiknya merupakan niat baik dari guru itu.
Namun, penyampaiannya mungkin tidak dipahami dengan baik.
"Niat gurunya mungkin baik, cuman kan namanya anak kecil dan bahasanya juga kurang enak jadi dia nangkepnya kayak dipaksa pakai jilbab," tambahnya.
Menurut DN, orangtuanya membebaskan anak-anaknya untuk memakai jilbab.
Sebab, memakai jilbab atau tidak tergantung dari kesiapan orang itu.
"Dari diri adik saya belum mau. Saya muslim, ibu dan adik saya yang kedua pakai jilbab. Cuman kalau dalam diri dia belum mau kan enggak apa-apa. Toh ini bukan sekolah Islam tapi negeri," pungkasnya.
Kasus ini juga sudah menjadi perhatian Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
TribunJakarta.com hingga kini masih mencoba mengkonfirmasi mengenai kasus tersebut kepada pihak sekolah yang bersangkutan. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ditegur di Dalam Kelas, Cerita Siswi SMP di Pasar Minggu Tertekan Diminta Guru Pakai Jilbab