Ketua Ikatan Penyuluh KB (Ipe KB) Kota Semarang, Gani Adityatama mengatakan, penyebab kasus stunting di Gajahmungkur mayoritas karena gizi belum diperhatikan sejak masa kehamilan. Selain itu, pemberian asi esklusif juga belum dilakukan sepenuhnya. Hal ini masih perlu disosialisasikan.
"Di Gajahmungkur, stanting juga tidak hanya berkaitan dengan gizi tapi peran lingkungan, pola pengasuhan, dan bangunan seperti sanitasi jamban kotor juga bisa menyebabkan stunting," katanya.
Pihaknya terus melakukan ssosialisasi mengenai penurunan angka stunting, khususnya mulai remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, kelahiran, hingga pertumbuhan anak umur 2 tahun terus dilakukan. Ada 44 penyuluh KB di Kota Semarang dan satu pembantu penyuluh KB desa (PPKBD) di setiap kelurahan yang melakukan sosialisasi. Penggunaan alat kontrasepsi KB juga terus dilakukan sosialisasi.
"Setelah melahirkan pakai KB agar terlindungi, jaraknya tidak terlalu dekat. Kami bekerjasama dengan kader melakukan sodialisais tersebut," ucapnya. (eyf)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :