Selain itu, baginya ketika sudah janji menerima job tanggal sekian berarti hari itu harus tampil meski sedih atau sakit tetap harus datang tak peduli apapun kondisi fisik maupun hati.
"Prinsipnya ketika sudah bermake-up harus full senyum," tuturnya.
Ia pun pernah mengalami kondisi seperti itu yakni sewaktu cidera kaki karena jatuh tetapi harus bekerja menghibur.
Maka ia harus tetap total bekerja meskipun dengan kondisi seperti itu.
"Kita itu sudah ada fans masing-masing. Kalau kita ada sakit atau ada halangan kita usulin teman badut lain ke klien tetapi mereka tetap maunya kita yang main," jelasnya.
Tak hanya itu, ia setiap bekerja harus mampu menghadapi anak-anak yang memiliki beragam karakter.
Di antaranya anak yang ternyata takut sama badut.
Anak aktif yang susah diatur.
Sebaliknya adapula anak yang sangat suka dengan badut sehingga ia tak boleh pulang padahal acara sudah selesai.
"Kalau persoalan itu kami sudah ada trik. Misal hadapi anak yang takut sama badut padahal orangtua ingin pertunjukan badut maka kami make up di depan anak tersebut supaya mereka tahu kami itu siapa," katanya.
Hasil Menjanjikan
Meskipun banyak tantangan dalam bekerja, pekerjaan Sebagai badut ternyata memiliki penghasilan yang terhitung menjanjikan.
Apalagi badut yang sudah beken.
"Banyak kawan yang sudah punya mobil. Stigma masyarakat yang menilai badut tidak menghasilkan itu salah, tapi kami tak persoalkan itu karena bagi kami yang penting cuan," ujar Tito.
Bahkan saking menjanjikan, pekerjaan badut yang dulunya merupakan pekerjaan sambilan kemudian dijadikan pekerjaan utama.