Polisi Tembak Polisi

Kronologi Pemberian Amplop dari Ferdy Sambo ke Petugas LPSK, Tebalnya 1 Cm

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ferdy Sambo

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu mengungkap kronologi pemberian amplop berasal dari Irjen Ferdy Sambo.

Ada dua buah amplop tebal berwarna cokelat yang diakui LPSK berasal dari pihak Ferdy Sambo.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.

Baca juga: Kunci Jawaban Kelas 6 Panduan Belajar Soal Halaman 42 43 44 45 46 Buku Tematik Revolusi Bumi

Baca juga: Bupati Pemalang Terima 4 Miliar dari Jual Beli Jabatan, Harga Jabatan di Pemkab Mulai 60 Juta

Baca juga: Terseret di Kasus Irjen Ferdy Sambo, AKP Rita Yuliana Angkat Bicara

Baca juga: Bupati Pemalang Ditangkap KPK Saat Bertemu Seseorang di Gedung DPR, Berikut Kronoogi Lengkapnya

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap adanya pemberian 2 amplop tebal ke LPSK seusai melakukan pertemuan dengan Irjen pol Ferdy Sambo, Juli lalu di kantor Propam Polri.

Pernyataan itu awalnya diungkap oleh Menkopolhukam Mahfud MD seusai menerima laporan dari LPSK.

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan, peristiwa pemberian amplop itu terjadi di Kantor Propam pada 13 Juli 2022 silam, atau beberapa hari setelah kabar insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J mencuat.

Secara terbuka pihak LPSK langsung menolak apa yang coba dikirimkan Sambo terhadap LPSK.

Kasus pembunuhan terhadap Brigadir J memang hingga saat ini masih berlanjut.

Terungkap bahwa otak atau dalang sebenarnya pembunuh Brigadir J adalah atasannya sendiri, Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo.

Dirangkum Tribun Jatim, kronologi pemberian amplop tersebut sebagai berikut.

1. Amplop Diberikan 13 Juli

Edwin menyebut jika pemberian amplop itu terjadi di Kantor Propam pada 13 Juli 2022 silam, atau beberapa hari setelah kabar insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J mencuat.

"Pertemuan di kantor Propam pada 13 Juli 2022. Setelah pertemuan dengan Irjen Ferdy Sambo dan jeda menunggu kedatangan Bharada E," kata Edwin Partogi Pasaribu saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Jumat (12/8/2022).

2. Terjadi saat koodinasi dengan Ferdy Sambo

Pemberian amplop terjadi saat staf LPSK yang mendatangi Kantor Propam berjumlah dua orang sedang melakukan koordinasi dengan Irjen pol Ferdy Sambo.

Hal itu terkait pengajuan permohonan perlindungan termasuk untuk Bharada E.

Peristiwa pemberian amplop itu terjadi saat salah satu staf LPSK sedang menunaikan ibadah salat di Masjid Mabes Polri.

Saat itu satu staf LPSK lainnya masih menunggu di ruang tunggu Kantor Propam.

"Pada saat kesempatan tersebut, salah seorang staf berseragam hitam dengan garis abu-abu, menyampaikan titipan/pesanan “Bapak” untuk dibagi berdua di antara petugas LPSK," kata Edwin.

3. LPSK kembalikan amplop

Map yang di dalamnya berisi amplop berwarna cokelat dengan ketebalan masing-masing amplopnya 1 cm.

Namun belum sampai dibuka isi amplop tersebut.

Saat itu staf LPSK itu langsung menolak dan meminta untuk amplop itu dikembalikan.

"Staf tersebut menyodorkan sebuah map yang di dalamnya terdapat 2 amplop cokelat dengan ketebalan masing-masing 1 cm," beber Edwin.

"Petugas LPSK tidak menerima titipan/pesanan tersebut dan menyampaikan kepada staf tersebut untuk dikembalikan saja," sambungnya.

Sikap Ferdy Sambo yang kerap memberi barang-barang tertentu ini memang mulai terkuak sedikit demi sedikit.

Bukti-bukti lain pemberian barang yang dilakukan Ferdy Sambo tidak hanya kepada lembaga penanganan hukum saja.

Hal kecil lain misalnya ditemui di sekitar kompleks perumahannya saat kejadian eksekusi berlangsung.

Ada aktivitas yang tak terduga dilakukan Ferdy Sambo juga terhadap perangkat pegawai kompleks perumahannya.

Setelah Irjen Ferdy Sambo jadi tersangka, muncul pengakuan dari petugas keamanan atas satpam kompleks rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo.

Rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo ini terletak di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.

Sang petugas keamanan ini mengaku diminta menutup seluruh portal yang mengarah ke kompleks setelah kasus itu makin ramai.

Untuk menutup seluruh portal, sang satpam mengaku dibayar Rp 150 ribu.

S inisial petugas kemanan kompleks tersebut menyatakan dirinya diperintah oleh seorang pria dengan bayaran untuk menutup portal kompleks tersebut.

Tribunnews.com tidak menjelaskan secara detail identitas sekuriti tersebut dengan alasan keamanan.

Kendati demikian, S tidak dapat menjelaskan secara detail identitas pria tersebut namun dirinya menyatakan orang tersebut kerap terlihat di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo.

"Pokoknya jangan dibuka pak nanti saya kasih uang, iya waktu itu saya nurut," kata S kepada awak media di sekitaran kompleks Jalan Saguling III, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (11/8/2022).

S mengaku orang yang memerintahkannya untuk menutup portal tersebut telah memberikan uang sebanyak dua kali.

Bayaran itu diterima S salah satunya saat penggeledahan dilakukan di rumah Irjen Ferdy Sambo yakni pada Selasa (9/8/2022) kemarin.

"Sama yang jaga itu (Rumah Sambo). Belum seminggu lah. Pertama Senin keduanya Selasa, dua kali, pertama Rp 100 ribu keduanya Rp 50 ribu. Untuk uang rokok katanya," kata dia.

Hal ini lantas kata dia mendapat keluhan dari beberapa warga kompleks.

Berdasarkan keterangan S, beberapa warga mengaku kesulitan untuk melewati wilayah tersebut.

"Banyak warga jadi susah buat lewat," tukas dia.

Baca juga: Terseret di Kasus Irjen Ferdy Sambo, AKP Rita Yuliana Angkat Bicara

Baca juga: Kecelakaan Maut di Gunung Kidul, Truk Tronton vs Sepeda Motor, Pemuda 20 Tahun Meninggal Dunia

Baca juga: Promo Superindo Hari Ini Sabtu 13 Agustus 2022 Lengkeng Bangkok Setengah Harga

Hal ini lantas menjadi sorotan, sebab saat pertama kali diketahui akan ada pemeriksaan terhadap istri Irjen pol Ferdy Sambo, Putri Candrawathi oleh LPSK, awak media sangat terbatas untuk mendapatkan akses ke rumah tersebut.

Keseluruhan portal yang ada di kompleks tersebut ditutup dengan penjagaan petugas keamanan, bahkan beberapa kali awak media diminta untuk hanya menunggu di luar kompleks.

Pantauan Tribunnews.com, keseluruhan akses masuk kompleks tersebut memang ditutup portal.

Portal itu tertutup sejak pagi hari, alhasil siapapun yang tidak memiliki kepentingan atau bukan warga kompleks diminta untuk memarkir kendaraannya di luar portal tersebut. (*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terjawab Sudah Isi Amplop Cokelat Kiriman Ferdy Sambo ke LPSK? Bukti ‘Uang Rokok’ Lain Juga Terkuak, 

Berita Terkini