TRIBUNJATENG.COM, MALANG - Kesaksian RS Direktur RS Wava Husada Malang, dr Bambang Dwi menggambarkan betapa mencekamnya situasi akibat kericuhan suporter di Malang.
Ia bahkan sampai tidak bisa menyebutkan jumlah korban meninggal yang dibawa ke rumah sakitnya.
"Soalnya kita tidak punya fasilitas untuk jenazah. Karena jumlahnya (yang meninggal) banyak, kita cuma punya satu," ujar Direktur RS Wava Husada Malang, dr Bambang Dwi ketika dikonfirmasi.
Pantauan Tribun, jenazah berjejer di salah satu ruang di IGD.
Baca juga: 127 Tewas Akibat Kerusuhan Suporter di Malang Seusai Arema FC vs Persebaya
Baca juga: Puluhan Orang Dikabarkan Tewas di Kericuhan Suporter Arema FC vs Persebaya, Ini Respons PSSI
Baca juga: Buntut Kericuhan di Laga Arema FC vs Persebaya, PSSI Hentikan Liga 1 Sepekan
Tak hanya jenazah, halaman RS Wava Husada Malang juga dipadati dengan suporter Aremania, Minggu (2/10/2022) dini hari.
Mereka datang ke RS Wava Malang untuk mencari kabar rekannya yang meninggal dunia usai laga Arema Fc vs Persebaya Surabaya yang berakhir ricuh.
Suasana duka begitu kental menyelimuti halaman rumah sakit.
"Kita saat ini menangani (suporter) yang masih hidup. Sementara yang sudah meninggal diserahkan ke keluarga untuk dikuburkan."
"Yang meninggal kabarnya akan dibawa ke RSSA semuanya."
Bambang menjelaskan, pihaknya belum bisa memberikan kepastian secara gamblang terkait jumlah pasti jenazah suporter Arema FC yang berada di RS Wava Husada Malang.
"Fasilitas oksigen kita ada, kita sudah siapkan."
"Kita ada oksigen central juga. Untuk jumlah pasien yang dirawat atau meninggal saya belum tahu pasti."
"Karena banyak yang datang lalu pergi. Nanti satu pintu keterangan semuanya dari polisi," jelas Bambang.
Kerusuhan bermula saat Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya.
Seusai pertandingan, ribuan Aremania mendesak masuk ke lapangan.
Melihat ribuan suporter masuk ke lapangan, pihak keamanan dari Polri dan TNI langsung melakukan pengamanan.
Kejadian berlanjut dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan petugas keamanan.
Lantaran kalah jumlah personel dan suporter tak dapat dikendalikan, petugas keamanan akhirnya mengeluarkan gas air mata.
Ada juga gas air mata yang mengarah ke tribun sehingga membuat suporter panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Lantaran berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri, banyak suporter, baik pria maupun wanita yang jatuh dan terinjak.
Banyak juga yang mengalami sesak napas hingga akhirnya jatuh dan tak sadarkan diri.
127 Korban Meninggal
Kerusuhan suporter terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Pemicu kerusuhan tersebut diduga karena ribuan orang dari tribun penonton masuk ke lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya dikalahkan dengan skor 2-3.
Akibat kerusuhan tersebut ratusan orang meninggal dunia.
"Masih simpang siur (jumlah yang meninggal) ada yang bilang 114 tapi tadi ada yang bilang 120," kata Bupati Malang HM Sanusi dalam tayangan Breaking News Kompas TV, Minggu (2/10/2022).
Sementara itu Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat menyebut ada 127 orang meninggal dunia akibat kerusuhan tersebut.
Baca juga: Kronologi Tragedi Kerusuhan di Malang Usai Arema FC Vs Persebaya Surabaya, 127 Orang Meninggal
Baca juga: Puan Maharani Ke Solo, Ganjar Pranowo: Acara apa? Kunker apa?
Baca juga: Vaksinasi Booster di Jateng Baru 31 Persen, Dinkes Jateng Akan Gandeng Swasta
"Jadi sampai dengan pukul 03.00 ada di beberapa rumah sakit, ada 127 penonton yang meninggal dunia," kata Kapolres.
Dari 127 orang yang tewas ada dua orang anggota kepolisian juga meninggal.
"Dua di antaranya yang meninggal anggota kepolisian," ujarnya.
Korban tewas dibawa ke rumah sakit Wafa, RS Teja Husada dan RSUD Kanjuruhan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suasana Terkini RS Wava Husada, Jenazah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan akan Dibawa ke RSSA,