Berita Ekonomi

Subsidi Kedelai Mandek Sementara Harga Naik Tak Wajar, Perajin Tempe Makin Putus Asa

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produksi tempe di salah satu perajin Kota Semarang.

Apalagi disusul kenaikan harga BBM yang telah terjadi sejak 3 September lalu, membuat para perajin semakin sulit untuk bertahan.

"Sangat Mengkhawatirkan sekali, karena rata-rata harga segitu menyulitkan posisi UMKM. Produksi kecil-kecil tidak akan mampu bertahan."

"(Ditambah) kenaikan harga BBM ini menambah beban, menambah dampak kenaikan harga bahan produksi lain dan ongkos angkutan," keluhnya.

Rifai lebih lanjut meminta agar pemerintah pusat ataupun daerah turut serta dalam membantu memikirkan jalan keluar terkait kenaikan harga kedelai ini.

"Jelas kami minta audiensi, kami berharap pemerintah daerah ikut serta membantu memikirkan solusinya. Itu jangka pendek ini, apa yang bisa dibantu untuk UMKM kita," tuturnya.

Sementara di sisi itu, pihaknya juga mengusulkan agar pemerintah melanjutkan pemberian subsidi kedelai dan meningkatkan subsidinya.

Ia mengusulkan kepada pemerintah pusat/Kemendag agar subsidi pada anggota Kopti Rp 1.000 dinaikkan menjadi Rp 2.000 per kilogram.

Menurutnya hal itu dapat sedikit meringankan beban perajin di tengah kenaikan harga kedelai yang terus merangkak.

"Per hari ini 5 Oktober 2022, harganya Rp 13.000 - Rp 14.000 per kilogram dan dari kuota 800.000 ton, baru terserap 80 ribu ton atau baru terserap 10 persen.

Pemerintah harus campur tangan untuk mengendalikan harga kedelai di pasaran," terangnya. (idy)

Berita Terkini