"Bukan alasan, njenengan tidak menghargai saya," tulis ibu kos di akun WA WhatsApp.
Nurlina Wahyuni sontak meminta maaf.
"Maaf yang sebesar-besarnya mbak, saya bikin mba marah dan kecewa," tulis Nurlina Wahyuni.
Pemilik kos lalu membersihkan kamar tersebut dan merapikan barang milik Nurlina Wahyuni.
"Barangnya sudah tak tata di luar ya mbak, diambil kapan ya? cari kos lain saja," tulis pemilik kos.
Hoarding Disorder
Penderita hoarding disorder kerap menumpuk barang yang dianggap tak bernilai bagi orang banyak.
Bahkan, seringkali barang-barang yang disimpannya menumpuk bagai timbunan sampah.
Menurut data Mayo Clinic, penderita hoarding disorder biasanya merasa sulit membuang atau berpisah dengan barang-barang yang ditimbunnya.
Mereka kerap merasa barang-barang tersebut bisa menyelamatkan kehidupan mereka. Selain itu, penderita hoarding disorder juga seringkali membuat kondisi tempat tinggalnya terasa sempit dan kacau karena tumpukan barang yang ditimbunnya.
Dalam beberapa kasus, timbunan barang yang dilakukan penderita hoarding disorder bisa mempengaruhi fungsi sehari-hari mereka.
Gejala Mereka yang mengalami hoarding disorder biasanya suka menumpuk atau menyimpan barang yang tidak diperlukan dalam jumlah berlebihan.
Barang-barang yang ditumpuk kerap menimbulkan suasana kacau namun mereka seringkali merasa susah untuk membuangnya.
Selain itu, penderita hoarding disorder juga kerap mengalami gejala berikut: cenderung perfeksioniosme, kerap menghindar dan menunda seringkali memiliki masalah dengan perencanaan, sulit membuat keputusan.
Hoarding disorder dapat menyebabkan masalah dalam hubungan, kegiatan sosial, pekerjaan dan berbagai fungsi dalam kehidupan mereka. Gangguan ini juga bisa menyebabkan masalah kesehatan serius