TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang terus berupaya mencegah pernikahan dini sebagai bentuk perlindungan anak.
Satu di antaranya melalui program menggratiskan pendidikan untuk PAUD, TK, SD, dan SMP.
Dikatakan Kepala DP3A Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki, pendidikan anak sangat penting.
"Karena tingkat pendidikan pada anak akan berpengaruh pada pola pikir mereka. Bahkan bisa memberikan edukasi tentang dampak pernikahan dini," ucapnya, Rabu (26/10/2022).
Untuk itu, Ulfi menjelaskan Pemkot Semarang berusaha membuka akses pendidikan gratis bagi anak-anak.
"Kami bekerjasama dengan sejumlah lembaga masyarakat, termasuk Disdik selain membuka akses pendidikan gratis juga untuk memberikan edukasi risiko pernikahan dini," kata Ulfi.
Selain soal pernikahan anak, Ulfi berujar, beberapa hal prioritas yang dikerjakan, seperti pemberdayaan perempuan atau ibu dalam kewirausahaan.
"Ini termasuk pemberdayaan ekonomi bagaimana membantu keluarga dalam membantu mencari nafkah," terangnya.
Menurutnya pendidikan terhadap ibu mengenai pengetahuan soal pola asuh sangat vital peranannya.
"Karena kasus stunting di Kota Semarang tidak hanya dipengaruhi soal ekonomi saja, tetapi bagaimana pola asuh ibu kepada anak-anak," ucapnya.
Diterangkannya, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang penyebabnya rata-rata faktor ekonomi juga jadi fokus DP3A.
"Upaya-upaya yang dilakukan menyukseskan program Indonesia Emas 2045, selain itu guna menciptakan generasi bangsa yang gemilang dengan mengurangi angka pernikahan dini," paparnya.
Menyoal stunting dan kemiskinan di Kota Semarang, Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu juga mengatakan hal serupa.
Di mana stunting dan angka kemiskinan disebabkan berbagai faktor.
"Misalnya pola asuh dan sanitasi juga bisa menjadi penyebab stunting dan naiknya angka kemiskinan," terangnya.