Dongeng Anak

Dongeng Anak Sebelum Tidur Sayap Burung Alap-Alap

Penulis: Alifia
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dongeng Bulu Sayap Burung Alap-alap 

Isveta akhirnya tiba di tepi laut yang biru. Ia melihat sebuah pondok di pantai. Ia pun masuk ke dalam pondok itu, dan melihat seorang kakek berambut putih di perapian. Kakek itu berkata kepadanya, “Apa yang membuat kamu sampai di sini, gadis muda? Aku sudah seratus tahun di sini dan tidak pernah melihat seorang pun datang.”

Isveta pun menjawab lagi, “Aku sedang mencari sahabatku, burung alap-alap, Kakek.”

Kakek itu menggelengkan kepala, tidak pernah mendengar berita tentang burung alap-alap.

“Tunggu di sini sampai pagi. Semua mahluk laut akan berkumpul di dekat pantai. Mungkin di antara mereka ada yang tahu tentang sahabatmu itu.”

Isveta pun tinggal di pondok itu, dan seperti yang dikatakan kakek itu, semua mahluk laut berenang ke tepi pantai di pagi harinya. Ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil, anjing laut, kuda laut, bahkan ikan teri pun berkumpul di situ. Namun tidak ada di antara mereka yang mendengar kabar tentang alap-alap itu.

Kakek itu lalu berkata, “Aku tidak bisa membantumu, tetapi aku akan memberikanmu hadiah.” Kemudian ia memberikan sebuah alat tenun dari emas, dengan roda perak. “Mesin tenun ini bisa menenun benang emas sendiri. Kamu tidak boleh menjualnya kepada siapapun, dengan alasan apapun, kecuali untuk bertemu dengan burung alap-alap sahabatmu itu. Lalu, paus ini akan membantumu menyeberang lautan ini. Di seberang lautan, kau harus berjalan dan mendaki gunung putih. Di sana ada pondok kakak tertuaku, mungkin ia bisa membantumu,” kata kakek itu.  

Isveta pun menunggangi paus, dan menyebrangi lautan itu.

Isveta akhirnya sampai di seberang lautan. Ia lalu berjalan sampai ke gunung putih. Perjalanannya sangat berat sampai sepatu, tongkat dan topi besi ketiganya akhirnya juga rusak.  Ia terus mendaki ke puncak gunung putih, dan melihat sebuah pondok kecil, dan memasukinya. Ada seorang kakek sangat tua menyapanya, “Salam untukmu, gadis muda.  Apa yang membuatmu datang ke sini? Aku sudah duduk di tempat ini selama seribu tahun, dan tidak ada seorang pun yang datang.”

“Aku sedang mencari sahabatku, burung alap-alap,” jawab Isveta.

Sayangnya, bahkan si kakek yang paling tua itu pun tidak tahu tentang burung alap-alap.

“Tunggulah di sini hingga pagi hari. Semua burung akan berkumpul di sini dan mungkin di antara mereka ada yang mendengar kabar tentang sahabatmu itu.”

Di pagi hari, semua burung berkumpul di depan pondok itu. Burung alap-alap besar, alap-alap kecil, segala jenis burung berkumpul. Semua hewan yang terbang bahkan ngengat terkecil pun datang. Mereka tidak tahu apa-apa tentang burung alap-alap sahabat Isveta.

Seekor burung alap-alap besar mendarat.

Tiba-tiba terdengar kepakan sayap, dan seekor burung alap-alap besar mendarat. “Alap-alap itu adalah kakakku, Igor. Ia sekarang terkurung di sebuah istana Kristal. Jaraknya sekitar seribu mil dari sini. Ratu penyihir menangkapnya, dan memberikannya ramuan penghilang ingatan. Ia ingin menjadikan kakakku sebagai raja di istana sihirnya.”

Saat Isveta mendengar hal itu, ia langsung menangis. Si kakek tua berusaha menghiburnya:

Halaman
1234

Berita Terkini