UNTAG

BEM FISIP UNTAG Semarang Membidik Generasi Muda Membangun Jiwa Digital Preneur Melalui Seminar

Penulis: Abduh Imanulhaq
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sambutan Rektor UNTAG Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, M.Si

TRIBUNJATENG.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang mengadakan kegiatan Seminar Umum dengan tajuk “Membidik Generasi Muda Membangun Jiwa Digipreneur” di Grha Kebangsaan Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Kamis (03/11/22)

Kegiatan agenda program kerja tahunan ini mengajak para generasi muda terutama generasi z untuk sadar dan peduli akan peluang peluang pasar yang sangat besar di era teknologi digital.

Seminar dimulai pada pukul 09.00 WIB dan di buka oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTAG Semarang Dr. Dra. Rini Werdiningsih, M.S dan disambut oleh Rektor UNTAG Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, M.Si, juga dihadiri oleh Wakil Rektor 3 UNTAG Semarang Drs. Harsoyo, M.Si.

Seminar ini dihadiri oleh 141 peserta dan juga mengundang siswa-siswi dari SMA/SMK sederajat di Kota Semarang.

Dalam Sambutannya, Rektor UNTAG Semarang Prof. Dr. Drs. Suparno, M.Si menyampaikan ada tiga kunci jika ingin menjadi seorang enterpreneur di era digital yakni Merubah pola pikir / mindset, beradaptasi dengan lingkungan, serta memperluas jejaring sosial.

Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Nadia Dwi Irmadiani, S.A.B., M.Si yang merupakan dosen program studi Administrasi Bisnis FISIP UNTAG Semarang, dan Haris Muzakky, S.E. yang merupakan seorang pelaku usaha digital di Kota Semarang.

Dimoderatori oleh Tri Andi Dewantoko yang merupakan Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis UNTAG Semarang.

Dalam pemaparan materinya, Nadia Dwi Irmadiani, selaku narasumber menyampaikan Indonesia mulai memasuki banyak teknologi canggih yang bersifat digital, yang mana digitalisasi telah merevolusi seluruh aspek kehidupan.

Dari jumlah populasi 277,7 juta penduduk, 370 juta pengguna hp terkoneksi. Makin banyak masyarakat yang menggunakan teknologi digital apalagi semenjak pandemic covid.

Satu orang bisa punya lebih dari satu smartphone. Pengguna Internet sebanyak 204,7 juta pengguna, dengan pengguna sosial media aktif 191,4 juta pengguna.

Kewirausahaan  teknologi  digital  telah  memberikan dampak yang luar biasa di dunia.

Digitalisasi juga  berdampak  terhadap  pengembangan  wirausaha  baru.

Potensi  pengembangan  usaha  baru  meningkat  karena  adanya peluang  digitalisasi  cabang  usaha  maupun  mengubah  usaha dari  offline  menjadi  online.  

Dampak  positif  digitalisasi  pada wirausaha  juga  terjadi  dalam  bentuk  promosi inovasi, penciptaan  peluang  kerja,  peningkatan  produktifitas  baik secara  sosial  maupun  ekonomi  sehingga  menjadi  prioritas pemerintah di berbagai negara.

Lanjut Nadia menyampaikan, Generasi Z sebagai agen perubahan punya potensi untuk menjadi pelaku usaha di era yang serba digital ini, Generasi z merupakan generasi yang ambisisus. Rasa ingin Taunya sangat tinggi.

Anak muda punya peran penting untuk melakukan sebuah perubahan di zaman digital ini, bahkan industri startup didominasi oleh anak muda.

Karakteristik genZ yang membuat sukses yakni melek teknologi, kreatif, menerima perbedaan, peduli terhadap sesama, senang berekspresi.

Berdasarkan kelompok generasi, generasi yang paling muda lebih banyak yang memiliki indeks literasi digital tinggi.

Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berjudul “Status Literasi Digital di Indonesia 2021”, pada 2021, 60 persen Gen Z termasuk pada penilaian kelompok responden dengan literasi digital tinggi. Peluang-peluang usaha digital preneur antara lain : Toko online,Affiliate bisnis, Youtuber,Blogging,influencer, content writer, online education, web development, stratup.

Haris Muzakky, sebagai narasumber kedua menyampaikan bahwa mencari cuan melalui teknologi sangat mudah sekali, semua serba online, jualan minuman pake internet, apapun dijual serba online.

Berdasarkan pengalamannya di era digital ini mengembangkan mekanisme penjualan bisa tidak menggunakan modal, tanpa tempat jualan, tanpa memiliki tempat produksi sendiri. Hal tersebutlah yang membedakan jualan zaman dulu dan sekarang.

Tahun 2020 transaksi e-commerce mencapai 130 miliar us dolar. Indonesia Negara yang sangat digital sekali, selain penduduk terbanyak no 4 di dunia.

Pengguna internet naik 8000persen semenjak tahun 2000.

Ternyata persentase orang Indonesia menggunakan smartphone mencapai 96,1 persen.

Dan smartphone sekarang bisa disebut sebagai pencari nafkah.

Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan 3jam17menit bermain hp. Bayangkan Bagaimana peluang kita untuk mencari keuntungan sangat besar.

Sosial media yang paling banyak digunakan, whatsapp, youtube, facebook, instagram, dan tiktok.

Sekarang tiktok hampir merajai, bisa digunakan untuk berjualan juga. Ada yang namanya tiktokshop dan bisa juga dijual mealalui live.

Lanjutnya, Haris bercerita bahwa dalam berwirausaha ia tidak punya toko,  cuma punya akun sosial media dan hp untuk berjualan.

Orang yang berkecimpung di digital marketing sering dikira babi ngepet karena kerjanya dari rumah.

Tambahnya menjadi mahasiswa kalau bisa harus punya penghasilan sampingan selain mengandalkan uang saku dari orang tua, kalau punya followers banyak bisa menjadi affiliator misalnya di shopee.

Di akhir Haris menyampaikan untuk para generasi muda silahkan ambil resiko atau kalian kehilangan peluang.

Dalam menutup seminar Tri Andi sebagai moderator menyimpulkan bahwa anak muda jaman sekarang harus mulai mempersiapkan serta meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif serta cerdas dalam mencari peluang agar bisa menjadi agen perubahan di era digital ini. (*)

Berita Terkini