Ia menerangkan, pelaku dan korban sebelum kejadian kemarin, sudah pernah cekcok.
Namun saat itu dilerai petugas di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau, tempat korban bertugas.
"Udah beberapa bulan (lalu kejadiannya), pelaku tidak senang ditegur.
Tapi urusan itu kita serahkan ke kepolisian (agar ditangani) seadil-adilnya," ujar Nanda.
Sementara itu, anak dari Aiptu Ruslan, Gana Rian Pratama (21), ternyata bercita-cita jadi anggota Polri.
Ia bertekad meneruskan cita-cita ayahnya.
"Almarhum waktu saya umrah sebulan lalu, beliau ( Aiptu Ruslan) meminta doa bagaimana anaknya Gana Rian Pratama, dapat mengikuti tes (polisi)," ucap Nanda ditemui usai pemakaman almarhum.
"Kemarin sudah tes 2 kali gagal. Mudah-mudahan ini menjadi perhatian khusus Bapak Kapolda Riau.
Kami mohon Pak Kapolda dengan sangat, mohon diprioritaskan anak beliau," sambungnya.
Diuraikan Nanda, almarhum Aiptu Ruslan merupakan anak kesembilan dari sepuluh orang bersaudara.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua pasang anak.
Aiptu Ruslan meninggal dunia di usia 47 tahun.
Kepergian Aiptu Ruslan, menyisakan duka mendalam bagi pihak keluarga, sanak saudara, kerabat, dan rekan-rekannya sesama anggota polisi.
Nanda Sazali, keponakan almarhum mengungkapkan, Aiptu Ruslan merupakan by sosok yang begitu peduli baik dengan orang tua, keluarga, sanak saudara, dan teman.
"Kalau ditanya Ruslan polisi, maka orang akan tahu dia ini sosok yang selalu menjaga silaturahim.