"Nanti kalau ada yang tol lingkar timur-selatan (dibangun) akan (kembali) mengurangi sawah pertanian di Kabupaten Klaten," tambahnya.
Mulyani berpikir bahwa tanah yang terdampak merupakan lahan produktif untuk sektor pertanian.
"Kasihan anak cucu kita nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," ungkapnya.
Sri Mulyani menambahkan jika, sawah yang akan terdampak luasnya mencapai puluhan hektar.
"Kalau untuk Klaten sekitar 30-an hektar sawah yang akan terdampak tol lingkar selatan (di 8 desa)," jelasnya
Lantas bagaimana dengan tanggapan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka?
Gibran lebih condong mendukung konsep pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan yang melewati Kawasan Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten.
"Kalau saya melihat urgensinya. Lihat saja Solo itu hampir tidak bisa gerak," ucap Gibran kepada TribunSolo.com, Selasa (3/1/2023).
Menurut Gibran, konsep pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan mampu memberikan manfaat.
"Kemacetan hilang, distribusi barang dipermudah dan lain-lain. Traffic tidak stagnan di tengah kota, tapi muter," ujarnya.
Di satu sisi, Gibran memaklumi bila ada pro dan kontra atas konsep pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan.
"Namanya pro dan kontra biasa, bupati ingin yang terbaik untuk kabupatennya masing-masing," ucap Gibran.
Oleh karenanya, Gibran menyarankan perlu adanya komunikasi atau para pemangku daerah yang akan terkena dampak konsep pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan duduk bareng.
"Nanti duduk bareng dulu. Nanti kita koordinasikan lagi sama kementrian. Tenang saja," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tol Lingkar Timur-Selatan, Sri Mulyani-Juliyatmono Menolak, Gibran Setuju : Solo Tidak Bisa Gerak