TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kisah inspiratif Sukamto (63) agen koran Tribun Jateng di wilayah Sampangan Semarang bisa menunaikan ibadah Umroh dari uang receh.
Bertahun-tahun dirinya mengumpulkan sedikit demi sedikit uang receh nominal Rp 500 dan Rp 1.000 hasil keuntungan penjualan koran Tribun Jateng.
Uang receh hasil penjualannya pun dikumpulkan dalam ember cat sejak pertama koran Tribun jateng terbit hingga saat ini.
Baca juga: Biaya Umrah 2023 Saat Bulan Ramadan, Dibanderol Naik Hingga Rp 37,5 Juta di Semarang
Tak diduga ember cat untuk celengan uang receh hasil penjualan koran Tribun Jateng terisi penuh.
Sukamto menerangkan mulai menjadi agen Tribun Jateng sejak awal diterbitkannya koran cetak.
Awalnya dirinya hanya seorang pengecer yang beberapa koran maupun tabloid termasuk koran Tribun Jateng.
Terkadang selama menjadi pengecer dirinya tak pernah mendapat jatah untuk menjual koran Tribun Jateng.
" Korannya laris manis dan saya tidak pernah kebagian. Kalau makanan itu kayak kerupuk. Hingga akhirnya saya mendatangi kantor Tribun Jateng mau membeli koran setiap hari. Tetapi saya ditawari menjadi agen," ujarnya saat ditemui Tribun Jateng di kediamannya Jalan Dewi Sartika, Senin (16/1/2023).
Awalnya dia yang hanya seorang pengecer pesimis bersaing dengan agen koran Tribun Jateng lainnya.
Hingga akhirnya dirinya memutuskan menjadi agen koran Tribun Jateng.
"Penjualan koran Tribun Jateng terus melejit hingga saya memiliki pelanggan tetap Tribun Jateng. Pelanggan saya bisa mencapai antara 50 hingga 80 pelanggan setiap harinya," tuturnya.
Sukamto menuturkan meski telah menjadi ageen, dirinya masih tetap pengecer koran di pinggir jalan.
Setiap hari dirinya selalu mendapat uang koin dari para pelanggan yang membeli koran Tribun Jateng.
"Banyak pelanggan yang membeli pakai uang receh. Akhirnya uang receh itu saya simpan di ember bekas cat dan tidak pernah saya otak-atik," ujar dia.
Baca juga: Peminat Umrah di Jateng Menurun, Tertekan Lonjakan Biaya Hotel dan Pesawat
"Tapi saya membayar hasil penjualan koran Tribun Jateng pakai dana yang lain. Kalau yang koin saya simpan di ember itu," kata dia.
Dia pun memberitahukan ke istrinya agar uang receh yang disimpannya di dalam ember untuk mendaftar haji.
Namun dirinya tak kunjung mendapat panggilan ke tanah suci hingga akhirnya memutuskan untuk berangkat Umrah.
"Saya bilang istri memutuskan untuk memecah celengan untuk mendaftar Umrah," tuturnya.
Namun uang receh yang dikumpulkannya sejak pertama berjualan Koran Tribun Jateng belum cukup untuk membiayai ongkos perjalanan Umrah.
Uang receh yang dikumpulkannya baru Rp 16 juta.
"Setidaknya dapat separuhnya dulu untuk membayar Umrah. Nanti sisanya pakai dana yang lain. Saya berangkat Umrah sama istri. Kalau istri pakai tabungan dan asuransi pegawai negeri (Taspen)," tuturnya sembari tersenyum.
Baca juga: Biaya Umrah Terancam Naik, Tarif Hotel di Makkah dan Madinah Melesat 300 Persen
Ia mengajak para penjual koran eceran dapat meniru jejaknya agar bisa mengumpulkan uang receh untuk ditabung.
Setidaknya uang dikumpulkan itu bisa bermanfaat jika dibutuhkan dikemudian hari.
"Paling tidak kayak saya bisa mengumpulkan uang receh untuk berangkat Umrah," ujarnya. (*)