Berita Semarang

Peminat Umrah di Jateng Menurun, Tertekan Lonjakan Biaya Hotel dan Pesawat

Peminat umrah di Jateng menurun hampir 3 bulan terakhir. Padahal, sebelumnya, jemaah sempat membludak saat penyelenggaraan ibadah itu sudah dibuka kem

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas
Ilustrasi Jamaah Umroh sampai di Bandara Jenderal Ahmad Yani - Peminat umrah di Jateng menurun hampir 3 bulan terakhir. Padahal, sebelumnya, jemaah sempat membludak saat penyelenggaraan ibadah itu sudah dibuka kembali oleh Arab Saudi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Peminat umrah di Jateng menurun hampir 3 bulan terakhir. Padahal, sebelumnya, jemaah sempat membludak saat penyelenggaraan ibadah itu sudah dibuka kembali oleh Arab Saudi.

"Sejak dibuka, peminat masa pandemi Agustus-Oktober 2022 luar biasa ledakannya. Kemudian November-Desember turun. Bulan Januari ini paling di titik nadir," kata Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Jateng, Endro Dwi Cahyono, kepada Tribun Jateng, kemarin.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu menurunnya minat masyarakat untuk berangkat umrah pada beberapa waktu terakhir ini. Di antaranya yakni terkait dengan biaya ibadah itu yang meningkat, dipicu kenaikan tarif hotel dan tarif pesawat.

"Kenaikan biaya umrah 40-60 persen dari harga sebelumnya. Ini juga berpengaruh terhadap daya beli, karena masyarakat Indonesia biasanya paling banyak menyumbang jemaah umrah dengan paket ekonomis," jelasnya.

"Namun karena adanya krisis ekonomi atau resesi di Eropa sana, harga minyak dunia naik, sehingga tarif pesawat melambung. Tarif hotel juga tinggi, sehingga paket umrah pun tidak mungkin dijual dengan harga murah, dan mungkin ada yang tidak bisa dijangkau masyarakat Indonesia," sambungnya.

Endro menuturkan, kenaikan tarif hotel di Arab Saudi bahkan mencapai 300 kali lipat. Hal itu terjadi di tengah membludaknya jemaah haji dari berbagai belahan dunia, sehingga menimbulkan terbatasnya persediaan kamar.

"Kami simpulkan penurunan ini tidak semata-mata faktor ekonomi, tapi karena ketersediaan hotel di Saudi Arabia saat ini sangat terbatas, karena sudah dibuka untuk seluruh dunia. Inilah yang kemudian menyebabkan persediaan hotel terbatas, sehingga (tarif) hotel pun melonjak hingga ratusan persen, atau dua hingga tiga kali dari harga sebelumnya," terangnya.

Ia berujar, penurunan terendah jemaah umrah Indonesia, utamanya Jateng diprediksi hanya akan sampai pada bulan ini. Pada bulan depan dimungkinkan akan kembali meningkat. Sejumlah strategi pun bakal dilakukan untuk kembali meningkatkan minat masyarakat berangkat ke Tanah Suci.

"Kami lihat trennya, Januari turun paling rendah, tetapi Februari mulai melonjak lagi. Artinya, market sudah menyesuaikan. Mungkin yang sebelumnya ingin fasilitas (hotel-Red) bintang 5 bisa turun dulu ke bintang 4, bintang 4 turun ke bintang 3. Jadi kami lihat penyesuaiannya semacam itu," ungkapnya.

Endro menyatakan, untuk kembali meningkatkan minat masyarakat Jateng berangkat umrah yakni dengan menyelenggarakan pameran biro haji dan umrah, seperti yang kali ini dilakukan Amphuri Jateng di atrium Java Super Mall Semarang.

Pameran itu akan berlangsung tanggal 10-15 Januari, dengan melibatkan belasan stan biro haji dan umrah serta stand pendukung. Melalui pameran ini, para penyelenggara biro haji dan umrah akan memberikan penawaran harga terbaiknya dengan berbagai promo.

"Pameran ini diharapkan mempertemukan para calon jemaah umrah di Jateng dan para biro umrah resmi yang akan menawarkan paket terbaik dengan fasilitas hotel baik, transportasi ataupun akomodasi baik, dengan harga kompetitif. Bahkan ada tawaran paket seperti 'paket 5 gratis 1' dan lain-lain," terangnya. (idy/tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved