Serangkaian pembunuhan di Cianjur diduga dipicu keinginan pelaku untuk menguras harta korbannya.
Lewat janji-janjinya, para tersangka mengaku bisa membuat orang lain kaya lewat metode supranatural.
"Awalnya penipuan, janji dan motivasi kesuksesan hidup.
Setelah korban serahkan harta, lalu 'dihilangkan'," terangnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Kamis, dilansir dari pemberitaan Kompas.com.
"Dullah atau Solihin dan Aki alias Wowon, menarasikan diri mereka mampu meningkatkan kekayaan.
Aki cari korban.
Setelah dapat korban, diambil uangnya.
Ketika enggak berhasil dan korban menagih janji, Aki lapor ke Dullah, Dullah eksekusi dengan kasih minum racun," paparnya.
Sedangkan, soal pembunuhan di Bantargebang, tersangka membunuh keluarganya sendiri karena korban dianggap membahayakan dan takut tindak pidana sebelumnya terbongkar.
"Keluarga dekat dianggap berbahaya karena mereka tahu pelaku ini membunuh korban-korbannya yang lain," bebernya.
Berdasarkan keterangan tersangka, terdapat sembilan nyawa yang dihilangkan.
Tiga di antaranya merupakan korban pembunuhan di Bantargebang.
"Di TKP Cianjur ada 4 kerangka.
Kemudian ada pengakuan tersangka, satu kerangka lain dalam pencarian.
Di Garut, ada satu orang dikubur setelah sebelumnya dibuang ke laut," ujarnya.