Guru Berkarya

Metode Problem Based Learning dalam Pembelajaran Teorema Pythagoras

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NURUL USWATI, Guru SMP N 3 Salam Kabupaten Magelang

Oleh: NURUL USWATI, Guru SMP N 3 Salam Kabupaten Magelang

Matematika dikatakan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting disampaikan pada jenjang pendidikan formal karena melatih siswa berpikir kritis, cermat, dan logis. Hudoyo (2008) memaparkan dalam bukunya tentang tujuan pembelajaran Matematika, yakni: pertama tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa; kedua tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.

Salah satu materi Matematika yang dijarkan pada jenjang SMP adalah teorema pythagoras. Penerapan teorema pythagoras akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari karena mereka selalu menemui banyak hal yang membutuhkan konsep berkaitan dengan hubungan antara panjang dan sudut segitiga. 

Sifat esensial dari pembelajaran teorema pythagoras ternyata belum dapat dikuasai oleh siswa SMP Negeri 3 Salam. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa selama ini hasil belajar siswa dalam materi teorema pythagoras masih belum optimal. Asumsi ini didasarkan pada fakta-fakta sebagai berikut; tingkat ketuntasan penilaian materi teorema pythagoras rendah, siswa sulit memahami materi karena cenderung abstrak, siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kurang antusias, sikap siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pasif, dan guru sering menemui hambatan ketika siswa tidak menunjukkan aktifitas yang optimal.

Untuk mengatasi masalah di atas, maka guru memerlukan satu solusi berupa implementasi metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi permasalahan terkait rendahnya hasil belajar Matematika materi teorema pythagoras pada siswa. Adapun intervensi positif yang dipilih guru adalah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). PBL adalah pembelajaran yang berbasis pada masalah, artinya bahwa pembelajaran yang dilakukan mengintegrasikan berbagai kemampuan berpikir dari siswa secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Lidinillah, 2013). Tahap pembelajaran menggunakan model PBL diawali dengan pemberian masalah, dilanjutkan dengan mengidentifikasi masalah, siswa melakukan diskusi untuk menyamakan presepsi tentang masalah, kemudian merancang penyelesaian dan target yang akan dicapai di akhir pembelajaran. Langkah selanjutnya siswa mengumpulkan sebanyak mungkin sumber pengetahuan yang bisa didapatkan dari buku, internet, bahkan observasi. Dalam pembelajaran Matematika materi teorema pythagoras, guru pun dapat menyajikan soal cerita yang kontekstual sebagai bahan memicu berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah.

Menurut Sanjaya (dalam Kusprianto dan Siagian, 2013) penerapan model PBL memiliki beberapa kelebihan di antaranya: teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; menantang kemampuan siswa; meningkatkan aktivitas pembelajaran; membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata; membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya. Bisa ditegaskan bahwa model PBL dengan sintkas dan kelebihan yang ada di dalamnya, merupakan solusi konkrit dalam mengatasi permasalahan belajar siswa pada materi teorema pythagoras.

Berita Terkini