TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, insentif kendaraan listrik akan diumumkan pemerintah pada pekan depan.
Ia menyebut, insentif kendaraan listrik itu telah dibahas dalam rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Rabu (25/1).
"Kami sudah finalkan, dari ratas kemarin, kami putuskan nanti satu atau dua minggu depan sudah harus keluar permen (peraturan menteri) dari Kementerian Keuangan mengenai subsidi ini, EV (electric vehichle), sudah akan kami umumkan, insyaAllah minggu depan," katanya, dalam agenda Saratoga Investment Summit, Kamis (26/1).
Menurut dia, insentif yang akan diberikan untuk peralihan atau pembelian kendaraan listrik itu sebesar Rp 7 juta per unit. Kemudian untuk mobil akan diberikan insentif pengurangan pajak pembelian kurang dari 11 persen.
"Itu diberikan nanti apa, itu angkanya sudah ada, nanti diumumkan resmi kira-kira Rp 7 juta, nanti tepatnya akan diberitahu. Nah, mobil akan diberikan insentifnya, mungkin dari pajaknya yang mungkin 11 persen, mungkin akan dikurangi beberapa persen," beber Luhut.
Mengenai insentif kendaraan listrik tersebut, menurut dia, pemerintah menjadikan Thailand sebagai tolok ukurnya.
"Rachmat (Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves) sudah ngerjain, tadi angkanya sudah dilaporin, presiden setuju. Iya betul benchmark (tolok ukur subsidinya) dengan Thailand, kira-kira plus minus. Sudah enggak ada yang perlu rahasia itu," tuturnya.
Sebagai informasi, 2 tahun dari sekarang, pemerintah ingin mengubah kendaraan yang awalnya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik. Hal itu karena pengguna motor BBM di Indonesia mencapai 130 juta unit.
"Kita punya sepeda motor itu 130 juta, kita harus membuat populasi dari electric car ini dengan motor 10 persen pada jumlah itu 2 tahun dari sekarang, itu akan kami kerjakan. Nanti ada dua, satu yang di-convert dari sepeda motor biasa (BBM) menjadi sepeda motor listrik, satu lagi sepeda motor murni," terang Luhut.
Adapun, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, rencana program insentif kendaraan listrik telah dibahas bersama Presiden Jokowi, dan saat ini tengah dilakukan finalisasi pendanaan.
"Lagi finalisasi pendanaan, karena kami mesti cari opsi-opsi program (insentif-Red) seperti apa," katanya, saat dijumpai usai Rapat Koordinasi Nasional "Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1).
Adapun kisaran insentif yang disiapkan pemerintah ialah sebesar Rp 80 jutaan untuk mobil listrik murni, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta pada sepeda motor listrik, serta Rp 5 juta untuk masyarakat yang ingin mengonversi motor konvensionalnya jadi listrik.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, pemberian insentif untuk kendaraan listrik ini sebagai upaya mempercepat penciptaan ekosistem atas elektrifikasi yang berkesinambungan.
"Kami lagi mengatur formulasinya tentang sweetener model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk bisa kami bangun. Jadi ke depan yang kami bangun adalah ekosistem ini," bebernya, dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (13/1).
Ekosistem yang dimaksud Bahlil, mencakup industri manufaktur berorientasi nasional dan ekspor, penyerapan tenaga kerja, penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi harian, dan sebagainya.