TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Semarang mengadakan pelatihan kerja tahap pertama pada 2023.
Pelatihan itu diikuti 144 orang atau para pencari kerja yang dimulai pada Kamis (9/2/2023).
Berdasarkan penuturan Kepala BLK, Imam Siswanto, pelatihan tersebut menggunakan dua sumber dana, yaitu APBN dan APBD.
128 orang di antara seluruh peserta akan mengikuti sejumlah jenis pelatihan yang dibiayai APBN.
Baca juga: Harga Beras di Semarang Makin Naik dan Minyakita Masih Langka, Pedagang Pusing
Meliputi pelatihan boga, tata rias, desain grafis, servis sepeda motor, fillet welder (las), serta asisten pembuat pakaian.
Sementara 16 peserta sisanya merupakan pelatihan menjadi operator garmen yang menggunakan dana APBD.
Para peserta akan mendapatkan 180 hingga 280 jam pelajaran atau rata-rata 18-30 hari.
“Khusus untuk pelatihan yang dibiayai APBN akan mengikuti uji kompetensi berstandar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),” ujar Imam kepada Tribunjateng.com, Kamis (9/2/2023).
Kepala Disnaker Kabupaten Semarang, Taufiqur Rahman meminta kepada para peserta untuk belajar secara serius.
Dia menerangkan, seluruh peserta pelatihan akan dibantu penempatan kerja maupun permodalan bagi pekerja mandiri.
Baca juga: Kasus Diabetes Anak di Kota Semarang Naik 102 Kasus Pada 2022, Begini Langkah Pencegahannya
Bantuan permodalan dan pemasaran hasil kerja kepada para peserta didapatkan dari bekerja sama dengan kementerian terkait.
Dia membeberkan, terdapat dua penyandang difabilitas di antara seluruh peserta pelatihan.
Taufiq, panggilan akrabnya, mengapresiasi kedua peserta penyandang difabilitas itu karena mereka dapat lulus seleksi pelatihan bersama peserta lainnya.
“Mereka lulus tes dan tidak ada kendala mengikuti pelatihan berdasarkan kurikulum nasional yang telah ditetapkan,” katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (9/2/2023).
Berkaitan hal tersebut, Taufiq menambahkan bahwa Pemkab Semarang tengah merencanakan pelatihan bagi difabel dalam kelas khusus.