Berita Jateng

Angka Kecelakaan Laut di Jateng Tinggi, Ditpolairud Polda Jateng Galakan Rembuk Nelayan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirpolairud Polda Jateng, Kombes Hariadi saat memberikan imbauan keselamatan saat melaut kepada para nelayan.

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Tengah menggalakan kegiatan rembuk nelayan.


Ruang pertemuan antara polisi dengan nelayan tersebut sebagai wadah curhat para nelayan.

"Sesuai instruksi Kapolri, ada program Jumat Curhat, kami Ditpolairud menjadi rembuk nelayan,"terang Dirpolairud Polda Jateng, Kombes Hariadi kepada Tribun,Senin (20/2/2023).

Ditpolairud Polda Jawa Tengah telah melakukan kegiatan itu di kawasan pesisir Juwana, Kabupaten Pati.

Rencananya, kegiatan akan rutin dilakukan menyasar ke daerah dengan jumlah nelayan yang besar seperti Tegal, Batang, dan Pekalongan.

"Nanti akan keliling di Jawa Tengah agenda ke semua Kabupaten yang cukup banyak nelayan," imbuhnya. 

Dalam diskusi yang sudah berjalan, polisi mendengar keluhan dan aspirasi nelayan seperti keamanan dan keselamatan nelayan dalam melaut. 

Nelayan juga banyak mengadu soal kenaikan harga BBM serta peraturan pemerintah nomor  85 tahun 2021 yang dinilai memberatkan nelayan. 

"Memang itu bukan ranah kami maka kami gandeng stakeholder terkait sebagai jembatan aspirasi nelayan," terangnya.


Ia mengaku, setiap forum rembuk nelayan menyampaikan terkait keselamatan dalam berlayar sebab banyak kasus keselamatan nelayan yang terjadi di Jateng.

Pihaknya mencatat ada 131 orang meninggal dunia di perairan laut Jateng pada tahun 2022.

Mayoritas korban adalah anak buah kapal (ABK). 

Mereka meninggal dunia akibat sakit.

"Ya, 60 persen korban adalah ABK,  paling banyak karena sakit di atas kapal," bebernya.

Tingginya angka kematian di atas kapal, menurut Kombes Hariadi disinyalir lantaran kurangnya perhatian pemilik kapal dan nahkoda terhadap kondisi kesehatan awak kapal.

Halaman
12

Berita Terkini