"Iya lama (bayar hutangnya). Kadang anaknya enggak keluar kelas. Kalau ditagih, jawabnya aku enggak bawa uang.
Waktu dia dianterin supirnya terus saya bilang lah gini lah gene koe ndue asisten (lah itu kamu punya asisten). Terus dia bilang asisten saya nggak bawa uang,” jelas Sumijah.
Dalam seminggu, rupanya Dandy menghabiskan jajanan di tempat usaha Sumijah senilai Rp 150 ribu.
Walau begitu, Sumijah menilai, kepribadian Dandy kepada rekan-rekannya dan Sumijah tidak sering marah-marah.
"Anaknya hiperaktif terus terang. Saya lihatnya seperti itu. (Sama temennya) biasa. Kadang sama temennya dia pilih-pilih," tutup dia.
Pada Rabu, 1 Maret 2023, Sumijah segera mengklarifikasi ucapannya kepada wartawan, termasuk tim Tribunjogja.com.
Sumijah mengaku tidak ingat Dandy yang mana. Ia pun menyampaikan permohonan maaf.
"Sebelumnya saya minta maaf sekali. Kemarin saya itu hanya bermodalkan ingatan, bahwa berita Dandy (pernyataan yang dilontarkan Sumijah) tidak benar," terangnya saat ditemui awak media di ruang kepala sekolah.
Sumijah enggan menceritakan lebih lanjut bagian mana yang dia lupa dan Dandy mana yang dia ingat.
Meski begitu, Wakil Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Bidang Kesiswaan, Eka Wahyu Wibawa mengatakan, Dandy adalah anak yang baik dan berperilaku layaknya anak-anak pada umumnya pada saat menempuh sekolah di SMP itu.
"Karena mungkin masih anak-anak, masih baik-baik saja. Jadi tidak ada hal hal yang seperti kemarin (kasus penganiayaan)," ucapnya.
Ia pun menjelaskan, orang tua Dandy sering memberikan dukungan kepada sekolah selama Dandy masih mengenyam bangku SMP.
Walau demikian, Eka merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa mantan anak didiknya tersebut.
"Saya sendiri prihatin dan sangat menyayangkan. Apalagi dia kan anak pejabat, sehingga (ramai dibicarakan) dari masyarakat," tutup Eka.