Berita Viral

Mario Dandy Suka Ngutang Ditagih Bilang Begini, Ibu Kantin SMP Pangudi Luhur 1 Yogya Klarifikasi

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah sosok Mario Dandu Satriyo diduga anak seorang pejabat eselon II di Kantor Pajak yang melakukan penganiayaan terhadap seorang remaja di Jaksel.

TRIBUNJATENG.COM - Mario Dandy dikabarkan seringkali ngutang di kantin sekolah saat masih SMP.

Gaya hidup Mario Dandy Satrio setelah ia menganiaya David terus menjadi sorotan.

Mulai dari hobinya pamer kekayaan, menggeber moge hingga masuk tol tanpa membayar.

Cerita tentang anak eks Pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satriyo memang tak ada habisnya.

Baca juga: Rafael Alun Sampai Kelelahan 9 Jam Menjelaskan Harta Rp 56 Miliar ke KPK, Ini Hasil Lengkapnya

Baca juga: BREAKING NEWS: Jalan Pantura Kudus Kembali Terendam Banjir

Tim Tribunjogja.com sempat mengulik kisah tentang kehidupan Mario Dandy Satriyo saat berada di Yogyakarta.

Diketahui, laki-laki yang sering memamerkan mobil dan motor mewahnya di media sosial itu sempat mengenyam pendidikan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

Kisah unik pun didapat dari seorang ibu kantin bernama Sumijah (55).

Pada Senin, 27 Februari 2023, tim Tribunjogja.com mengunjungi mantan sekolah Dandy.

Ternyata, Sumijah yang merupakan penjual jajanan di kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta mengatakan, Dandy kerap berhutang di tempatnya.

"Dia itu anak hiperaktif selalu bawa bola suka main ke sana-sani. Terus kalau jajan langsung ambil asal tapi nggak langsung bayar," kata perempuan warga Berbah, Sleman di kantin sekolah, Senin (27/2/2023).

Disampaikan Sumijah, Dandy yang kini jadi tersangka penganiayaan berat itu kerap jajan seperti anak-anak kecil pada umumnya, seperti jajanan ringan.

Sumijah (55), seorang penjual jajanan atau salah satu ibu kantin di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sedang memberikan klasifikasi mengenai kepribadian Mario Dandy kepada awak media di tempatnya mengais rezeki pada Rabu (1/3/2023). (TRIBUNJOGJA.COM/Neti Istimewa Rukmana)

"Kalau mas Dandy asal ambil. Kadang ambil bengbeng, ambil roti," ucap Sumijah.

Setelah mengambil jajan, ternyata jajanan itu tidak langsung dibayar oleh Dandy.

Tentu, utang Dandy itu pun menjadi kenangan yang membekas bagi Sumijah.

"(Kalau untuk pembayaran) saya harus ngejar-ngejar. Kalau dia bawa uang saya minta," imbuhnya.

"Iya lama (bayar hutangnya). Kadang anaknya enggak keluar kelas. Kalau ditagih, jawabnya aku enggak bawa uang.

Waktu dia dianterin supirnya terus saya bilang lah gini lah gene koe ndue asisten (lah itu kamu punya asisten). Terus dia bilang asisten saya nggak bawa uang,” jelas Sumijah.

Dalam seminggu, rupanya Dandy menghabiskan jajanan di tempat usaha Sumijah senilai Rp 150 ribu.

Walau begitu, Sumijah menilai, kepribadian Dandy kepada rekan-rekannya dan Sumijah tidak sering marah-marah.

"Anaknya hiperaktif terus terang. Saya lihatnya seperti itu. (Sama temennya) biasa. Kadang sama temennya dia pilih-pilih," tutup dia.

Pada Rabu, 1 Maret 2023, Sumijah segera mengklarifikasi ucapannya kepada wartawan, termasuk tim Tribunjogja.com.

Sumijah mengaku tidak ingat Dandy yang mana. Ia pun menyampaikan permohonan maaf.

"Sebelumnya saya minta maaf sekali. Kemarin saya itu hanya bermodalkan ingatan, bahwa berita Dandy (pernyataan yang dilontarkan Sumijah) tidak benar," terangnya saat ditemui awak media di ruang kepala sekolah.

Sumijah enggan menceritakan lebih lanjut bagian mana yang dia lupa dan Dandy mana yang dia ingat.

Meski begitu, Wakil Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Bidang Kesiswaan, Eka Wahyu Wibawa mengatakan, Dandy adalah anak yang baik dan berperilaku layaknya anak-anak pada umumnya pada saat menempuh sekolah di SMP itu.

"Karena mungkin masih anak-anak, masih baik-baik saja. Jadi tidak ada hal hal yang seperti kemarin (kasus penganiayaan)," ucapnya.

Ia pun menjelaskan, orang tua Dandy sering memberikan dukungan kepada sekolah selama Dandy masih mengenyam bangku SMP. 

Walau demikian, Eka merasa prihatin dengan kejadian yang menimpa mantan anak didiknya tersebut.

"Saya sendiri prihatin dan sangat menyayangkan. Apalagi dia kan anak pejabat, sehingga (ramai dibicarakan) dari masyarakat," tutup Eka.

( Tribunjogja.com)

Berita Terkini