Dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan Kampung Jawi.
"Kami juga mengembangkan wisata edukasi dan budaya. Selain kuliner ada pula gamelan yang bisa dijadikan referensi untuk para pelajar," tambahnya.
Terpisah, Kunarani satu di antara penjual kuliner tempo dulu di Kampung Jawi berujar, adanya desa wisata sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Ia yang sudah berdagang di Kampung Jawi selama 5 tahun bahkan bisa mendapatkan omset Rp 1 juta setiap hari kala Kampung Jawi dipadati pengunjung.
"Kami sangat terbantu, awalnya saya dan ibu-ibu lainnya tak berdagang apapun. Bahkan ada yang bekerja serabutan. Namun setelah ada Kampung Jawi, Alhamdulillah hasil berdagang bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga," imbuhnya.
Adapun Wing Wiyarso Kepala Disbudpar Kota Semarang beberapa waktu lalu menjelaskan, desa wisata menjadi bagian dari perkembangan dunia pariwisata di Kota Semarang.
"Melalui langkah yang dilakukan oleh penggiat wisata serta desa wisata yang ada, membantu Kota Semarang menjadi daerah dengan destinasi wisata populer," tuturnya. (*)