Berita Semarang

Kisah Pelajar SMKN 8 Semarang Dapat Hadiah 5 Ribu Dolar Amerika, Usai Jebol Sistem Keamanan Google

Penulis: amanda rizqyana
Editor: raka f pujangga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdullah Mudzakir atau akrab disapa Dzakir, siswa kelas 12 Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) SMKN 8 Semarang menjadi perbincangan di jagad maya usai disebut mendapatkan hadiah $5.000 dollar dari melaporkan kerentanan sistem keamanan Perusahaan Teknologi Multinasional Amerika, Google.

Ia bercerita pengalamannya menginformasikan kelemahan sistem keamanan jaringan komputer sejumlah perusahaan di Indonesia hanya mendapatkan apresiasi Rp 1-2 juta.

Sementara bila menginformasikan adanya kelemahan sistem keamanan keamanan jaringan komputer perusahaan di luar negeri, ia mendapat $1.000-$4.500.

"Kalau membobol kartu kredit lebih menguntungkan, tapi dengan latar belakang keluarga yang religius, mengajarkan tentang agama, saya ngerti bahaya dan dosa, jadi memilih jadi hacker baik," terang Dzakir.

Terkait keseruan menjadi hacker dan tantangannya, ia mengaku aktivitas tersebut merupakan kompensasi waktu luang yang luas, di samping adanya keseruan ketika sistem error.

Ia antusias ketika mengetahui sistem keamanan mengalami kerusakan dan ia bisa perbaiki.

"Wah, aku bisa nemu nih celah keamanan di perusahaan ini, aku lapor lah. Trus si pemilik perusahaan ada timbal balik yang baik, itu yang jadi seru ya," ujar anak bungsu dari 3 bersaudara.

Remaja yang bercita-cita memiliki perusahaan teknologi dan informasi ini juga mengatakan kali pertama mencari dan menemukan celah keamanan, ia tidak mendapatkan kompensasi apapun.

Hingga satu ketika ia menemukan celah di portal milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan diajak main ke kantor kemudian mendapatkan penghargaan sebagai hadiah pertamanya menjadi bug bounty atau pencari celah keamanan sistem.

Kemudian ia merambah ke perusahaan Indonesia dan perusahaan di mancanegara, dan ia pun tertantang mencari celah keamanan Google.

Bercerita tentang pengalamannya melaporkan celah keamanan di Google, ia sudah lakukan sejak akhir 2020, tapi baru diterima 2021.

"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.

Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya dan akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.

Meskipun laporan terakhir sempat ditolak karena Google tidak memahami temuannya di sistem mereka sehingga membutuhkan waktu berdebat untuk menyampaikan bug yang jarang ditemukan bug hunter lain.

"Debat hingga 1/2 bulan untuk menjelaskan bahwa bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah $5.000," tambah Dzakir.

Baca juga: Penumpang Ungkap Detik-Detik Bus Pemprov Jatim Terperosok di Kuburan Setelah Ikuti Google Maps

Hingga pada 2022, kerentanan yang ia temukan menjadi kerentanan terbaik yang ditemukan dalam kategori abusing feature sebagai best vulnerabilty abusing feature, hingga ia berkesempatan diwawancarai oleh tim security engineering Google.

Halaman
123

Berita Terkini