"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.
Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya dan akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.
Meskipun laporan terakhir sempat ditolak karena Google tidak memahami temuannya di sistem mereka sehingga membutuhkan waktu berdebat untuk menyampaikan bug yang jarang ditemukan bug hunter lain.
"Debat hingga 1/2 bulan untuk menjelaskan bahwa bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah $5.000," tambah Dzakir.
Hingga pada 2022, kerentanan yang ia temukan menjadi kerentanan terbaik yang ditemukan dalam kategori abusing feature sebagai best vulnerabilty abusing feature, hingga ia berkesempatan diwawancarai oleh tim security engineering Google.
Dzakir juga mempelajari bidang lain selain bug bounty sebagai lomba Capture of Flag (CTF) atau lomba hacking dengan beberapa kategori seperti digital forensic, binary exploitation, reverse engineering, open source intelligence, web exploitation, miscellaneous, hingga cryptography.
Kali pertama mengikuti lomba CTF tahun 2020 yang dikelola oleh Kompetisi Komunitas Siber (KKS) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).
"Di waktu awal lomba tidak dapat juara di tahun 2020, tahun 2021 KKS TNI AD memperoleh juara 2 dengan skala internasional," ucap Dzakir.
Tahun berikutnya, 2022 berhasil juara 1 tingkat nasional untuk lomba CTF di Kota Tangerang dan saat itu mengikuti lomba bertiga dengan rekannya yang lain.
Saat berita dan informasi mengenai prestasinya menjebol keamanan di Google, Dzakir mengaku reaksi dari kawan-kawannya ialah memberikan ucapan selamat.
Tapi ada juga kawan yang meminta tolong padanya hack akun Instagram pacar.
Sedangkan pihak sekolah memberi dukungan berupa pengumuman di akun Instagram sekolah atas prestasi dan capaiannya.
Terkait perolehan hadiah dari aktivitasnya tersebut, uang tersebut sebagian ia berikan pada orang tua, sebagian lainnya ia gunakan untuk kursus dan menabung.
Saat ini Dzakir mengaku sudah bekerja sebagai hacker di perusahaan di Jakarta.
Meskipun saat ini statusnya masih pelajar, ia diperbolehkan bekerja dan tidak diwajibkan berangkat ke sekolah.