TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Inilah sosok Abdullah Mudzakir atau akrab disapa Dzakir, hancker internasional yang masih sekolah.
Hacker baik atau white hat hacker merupakan siswa kelas 12 Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) SMKN 8 Semarang.
Saat ini ia juga sudah bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta.
Dzakir dikenal taat beribadah dan pandai dalam bergaul. Lantas kenapa ia memilih jadi hacker?
Berikut kisah dan pencapaiannya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Berawal Info Tim Intelijen, Bea Cukai Kudus Kejar Minibus Pengangkut Rokok Ilegal
Baca juga: Polres Tegal Berhasil Cegah Sekelompok Remaja Hendak Pesta Miras dan Tawuran
Dzakir menjadi perbincangan di jagad maya usai disebut mendapatkan hadiah $5.000 dollar dari melaporkan kerentanan sistem keamanan Perusahaan Teknologi Multinasional Amerika, Google.
Ia bercerita pada Tribun Jateng, kali pertama tertarik komputer ialah saat duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar tahun 2015 silam, diajak oleh kawannya bermain di warung internet (warnet).
Di sana awalnya ia bermain gim dan Facebook seperti remaja pada umunya.
Kemudian kali pertama mengulik tentang komputer dan menjadi hacker ialah ketika duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (MTs) saat satu dari 2 kakaknya dibelikan komputer oleh orang tua.
Sang kakak membutuhkan komputer untuk ujian akhir, namun setelahnya tidak digunakan kembali.
"Daripada nganggur, saya pake dan saya ajak teman nongkrong di angkringan yang ada Wifi, modal Rp 3 ribu untuk beli es teh, nongkrong sejak pulang sekolah sampai malam hari," kenang Dzakir saat dihubungi Tribun Jateng pada Rabu (8/3/2023).
Warga asli Karangbolo, Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini berselancar di jagad maya dan menemukan grup Facebook yang membagikan hasil hacking dengan mengubah tampilan portal pemerintah menjadi tulisan bernada bucin khas anak muda.
Namun ia mengingat kembali, saat itu ia masih fokus pada programming dan baru menjajal menerobos keamanan jaringan komputer atau hacking.
Adapun ilmu tentang hacking ia peroleh secara otodidak dari mencari informasi di laman pencarian Google dan belajar dari artikel.
Setelahnya, Dzakir mencoba membuat portal sendiri, namun ia merasa tidak cocok belajar programming, dan ia pun mengaku tidak cocok mempelajari jaringan komputer atau networking.