"Saya cuma memanjatkan doa, ketika ada salah satu pelanggan sayur saya bilang kalau anaknya kuliah di luar negeri, saya bilang 'Semoga menular ke anak saya.
Mungkin doa itulah yang terkabul'," jelasnya.
Pastinya, Puji sangat bersyukur atas apa yang telah diraih Wana.
Ia mengaku ikhlas ditinggal sendiri di rumah dan akan terus mendukung keinginan anaknya kuliah di luar negeri.
"Saya ikhlas meskipun saya ditinggal di rumah.
Yang penting anak saya bisa sekolah setinggi-tingginya sesuai yang ia inginkan," jelasnya.
Sementara itu, Wana mengatakan pada 3 perguruan tinggi itu, pihaknya mengambil konsentrasi ekonomi dan bisnis, sesuai dengan minatnya yang dia tekuni sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Hanya University of Toronto Canada saya mengambil konsentrasi Social Sciences and Humanities," ungkap Wana.
Namun, yang lebih penting baginya adalah pembiayaan ketika menempuh di perguruan tinggi tersebut.
Wana berharap terpilih dalam beasiswa Program Indonesia Maju yang ia ikuti saat ini.
"Semua persyaratan sudah lengkap. Tes juga sudah saya ikuti.
Tinggal menunggu pengumuman saja," jelasnya.
Sebab, jika tidak mendapatkan beasiswa, ia mengaku tidak akan mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi, apalagi perguruan tinggi luar negeri.
Gagal di 2 PTN dalam negeri
Sebelumnya, ia juga sempat mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia, yakni Universitas Brawijaya dan Institut Teknologi Bogor (ITB), jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).