Pembunuhan Berantai Dukun Banjarnegara

Korban Selamat Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Sudah Feeling Akan Diracun Disuruh Makan dan Minum

Penulis: Puspita Dewi
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akun Facebook bernama Sastro Jendro menyinggung soal Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah, di grup Pesugihan Nekat.

Ditaruh di kardus yang ada di ruangan itu,"

Korban selamat juga membuat kesepakatan di atas materai.

"Saya bikin kesepakatan, tulis, kalau tidak berhasil, uang saya kembali semua. Tanda tangan di atas materai," lanjutnya.

Berkaca dari pemberitaan masa lalu di Magelang, korban selamat itu sadar bahwa Mbah Slamet tidak memiliki pengganda uang. Ia curiga akan diracun oleh Mbah Slamet.

Ia pun sama sekali ogah makan dan minum di tempat Mbah Slamet.

"Kronologinya ya pas penagihan. Sebelumnya saya tidak menyangka akan sejauh itu. Tapi saya belajar dari pemberitaan masa lalu yang di Magelang kan.

Kasusnya kan mirip- mirip kaya di Magelang.

Jadi saya sudah antisipasi. Di rumah Mbah Slamet disuruh makan minum, saya enggak pernah mau.

Mbah Slamet itu enggak punya kemampuan apa-apa. Yang punya kemampuan bicara pinter itu Budi.

Kuncinya ada di Budi lah. Dari menjaring korban sampai mengantar ke lokasi," tandasnya. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, dukun pengganda uang Mbah Slamet  telah menghabisi 12 korban yang menjadi pengguna jasanya. 

Mbah Slamet membunuh mereka dengan cara meracuni.

Pura-puranya, ia akan memberi minum jampi-jampi. Rupanya minuman tersebut sudah diberi racun potas.

Pembunuhan itu terungkap berkat pesan WhatsApp korban terakhir berinisial PO kepada anaknya.

Sebelum tewas dibunuh Tohari (45) dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, korban PO (45) sempat mengirin pesan kepada anaknya.

Halaman
123

Berita Terkini