Oleh: Endang Tri Darajatin,S.Pd., Guru Matematika SMP Negeri 5 Petarukan
Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menarik menjadi misi guru dalam mengajar. Menyadari bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Meskipun pada penerapan pembelajaran tidak sepenuhnya sesuai target, sebagaimana dialami oleh penulis dikelas VIII (delapan) di SMP Negeri 5 Petarukan masih dijumpai siswa yang tidak focus dan bosan dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Permasalahan ini menjadi acuan penulis untuk membuat kelas menjadi menarik dan muncul motivasi siswa dalam mempelajari materi teorema Pythagoras. Penulis menggunakan metode group investigation untuk mengatasi permasalahan ini.
Menurut Arifin dan Afandi (2015: 13) mengungkapkan bahwa Group Investigation (GI) merupakan, pembelajaran dimana siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik/ sub topik maupun cara untuk pembelajaran secara investigasi dan model ini menuntut para siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam arti bahwa pembelajaran investigasi kelompok itu metode yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informan) pelajaran yang akan di pelajari melalui bahan-bahan yang tersedia misalnya dari buku pelajaran, masyarakat, internet. Group investigation (GI) dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. {angkah-langkah pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) pada materi teorema Pythagoras kelas VIII (delapan), pertama, guru melakukan apersepsi dan memberikan motivasi dalam bentuk game bermuatan problem solving. Kemudian ,mengidentifikasi teorema pythagoras dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok . Para Siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengategorisasi saran-saran, para siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang sama, komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen; mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi. Selanjutnya, merencanakan tugas-tugas belajar yang direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-masing, yang meliputi apa yang kita selidiki bagaimana kita melakukannya, siapa sebagai apa-pembagian kerja untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi. Setelah itu, melaksanakan investigasi siswa mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan kelompok, Setiap kelompok-kelompok berkontribusi kepada usaha kelompok, para siswa bertukar pikiran, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide. Kemudian, menyiapkan laporan akhir. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya, merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinnya,dan membentuk panitia acara untuk mengoordinasikan rencana presentasi. Selanjutnya, mempresentasikan laporan akhir : Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai macam bentuk; bagian-bagian presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya); pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan keseluruhan kelas. Setelah itu, para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya, guru dan siswa berkolaborasi untuk mengevaluasi pembelajaran, asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Terakhir , melakukan refleksi pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan penulis bahwa pembelajaran kooperatif ini mampu meningkatkan hasil belajar teorema Pythagoras, meningkatan belajar tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran dan aktivitas siswa, metode GI ini dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhan, pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat serta pembelajaran kooperatif ini juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi dalam menyelesaikan soal dan tugas teorema Pythagoras.