Rupanya, gundukan tanah tersebut berisi mayat korban.
"Terduga pelaku saat penemuan mayat ada di dalam rumah. Sehari-hari korban dan terduga pelaku tinggal hanya bardua di rumah.
Karena korban ini diajak tinggal bersama anaknya yang perempuan tidak mau, alasannya ingin menemani terduga pelaku yang mengalami gangguan jiwa," jelasnya.
Dia menambahkan, terduga pelaku sering kambuh dan ketika kambuh penyakit kejiwaannya maka mengancam ingin membunuh sang ibu.
"Pada malam hari warga sempat bertemu dengan terduga pelaku dan ketika ditanya habis apa, terduga pelaku hanya menunjukkan gerakan menggorok leher.
Tapi kan warga tidak menyangka jika maksudnya habis membunuh ibu sendiri.
Tetangga juga tidak ada yang mendengar suara gaduh, teriakan atau apa dari rumah korban," terangnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kapolsek Pangkah, AKP Sunyarni menjelaskan, ia mendapat laporan dari sekretaris Desa Curug, pada pukul 12.30, bahwa ada peristiwa ibu kandung dibunuh anaknya sendiri.
Mendapati laporan tersebut, Kapolsek bersama anggota langsung menuju tempat kejadian perkara dan melakukan pengecekan karena dilaporkan ada gundukan tanah di belakang rumah yang terdapat mayat korban.
Bersama Kanit Reskrim, Kanit Intel dan anggota lainnya, Kapolsek Pangkah langsung ke TKP gundukan tanah dan membongkar kemudian ditemukan mayat yang dipastikan adalah sang ibu atau korban.
Kondisi mayat saat ditemukan terbungkus waring bewarna putih, dan dikubur dalam tanah.
Terkait waktu pembunuhan, Sunyarni menyebut, belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan pada Rabu (26/4) malam.
Karena pada Kamis pukul 07.00, korban sudah tidak ditemukan.
Saat ini terduga pelaku sudah langsung diamankan dan dibawa ke Polres Tegal.
"Menurut informasi yang kami peroleh, terduga pelaku sudah pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Magelang, tapi tepatnya kapan kurang tahu pasti.
Adapun di TKP ditemukan gobang (bendo) di dalam rumah dan ada noda darah. Sementara kondisi korban saat ditemukan ada luka di leher," katanya. (dta)