Sebelum berangkat ke Sudan, Surya telah 2 tahun menimba ilmu di Ponpes Al Buruj.
Hadi berharap kondisi di Sudan kembali membaik, sehingga anaknya bisa melanjutkan studinya di sana.
Hal yang sama juga diutarakan Surya. Dia masih memiliki keinginan menuntaskan studinya di Sudan. Apabila situasi sudah membaik, ia tidak ragu untuk kembali melanjutinya perkuliahannya.
Dia mengakui kondisi Sudan saat ini memang mencekam. Suara desing peluru hampir tidak pernah berhenti. Hal itu juga sempat membuatnya khawatir.
Namun, kekhawatiran itu mereda setelah ia dipastikan bisa dievakuasi, dari Khartaoum ke Port Sudan.
Rasa khawatir itu hilang saat meninggalkan Sudan menuju Jeddah, Arab Saudi. Dari Arab Saudi ini rute pemulangan WNI dari Sudan dilakukan.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Buruj, Abdul Baits Muhtar menyampaikan jumlah santri Ponpes Al Buruj di Sudan sebanyak 35 orang dari berbagai daerah.
15 santri dari Jepara.
1 santri menjalankan ibadah umroh di Tanah Suci.
14 santri lainnya ikut pulang ke Bumi Kartini.
Dalam rombongan kepulangan ini juga menyertakan 2 orang TKI, yang masing-masing berasal dari Kabupaten Pati dan dari Desa Pancur, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Sementara santri Ponpes Al Buruj dari luar Jepara langsung kembali ke daerah masing-masing setiba di Tanah Air.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya akan menjalin komunikasi intensif dengan IUA terkait kelanjutan studi para santri.
Pihaknya mengupayakan agar para santri, terutama yang sudah memasuki semester IV dan yang semeter akhir agar bisa segera menyelesaikan studinya.
“Prospek ke depan kami usahakan mereka tetap berlanjut studinya secara daring,” ujarnya.
(*)