"Habis itu (TP) tidak bisa kontak lagi. Kami dapat info dari bermacam sumber di antaranya para vendor yang kami kroscek satu-satu. Ternyata ada yang tidak di DP," jelasnya.
Di tengah kepanikan tersebut, korban menghubungi dua rekan TP berinisial W dan A.
Mereka berdua sempat menyanggupi ajakan pertemuan korban dan keluarganya.
Mereka sempat pula memberikan janji manis ke korban meski akhirnya ikut tak ada kabar.
"Dua teman mereka juga mengaku tidak bisa dihubungi TP. Setelah itu mereka juga tak bisa hubungi," tuturnya.
Tiba-tiba, TP sempat menghubungi salah satu korban melalui chatting WhatsApp pada Jumat 26 Mei.
Dalam narasi chatting tersebut, TP mengaku merugi.
TP merasa khilaf dan tidak sanggup menyelenggarakan event pernikahan para kliennya.
"Enak banget bilang khilaf, harusnya uang kami dikembalikan, semua uang kami para korban belum kembali," ungkap Indra.
Para korban juga sudah mendatangi rumah ke keluarga TP.
Hanya saja, keluarganya pasrah. Artinya, kasus itu diserahkan ke para korban.
"kita marah, mau nikah, kumpulin duit susah, tapi TP enakan nipu, jahat banget," katanya.
Indra menambahkan, pernikahannya tetap berlangsung sesuai jadwal.
Ia pun terpaksa harus keluar biaya kembali demi kelangsungan acara pernikahannya yang tinggal hitungan minggu.
"Mungkin ini ujian, kita hanya bisa tabah tawakal dan ikhtiar.