Aha! Raja Fistulina mendapat ide.
Dia berunding dengan permaisurinya.
Mereka berdua menyusun rencana.
Malam itu Putri Dandelia tertidur pulas.
Dia tidak menyadari ketika seseorang mengendapendap memasuki kamarnya.
Putri Dandelia baru tersadar ketika ada tangan menyentuh bahunya.
"Tidaaak! Jangan sentuh rambut kacaku!"
Rupanya, Raja Fistulina ingin memotong rambut kaca Putri Dandelia ketika tidur.
Sayang, rencana itu gagal.
Putri Dandelia mulai khawatir.
Diam-diam, dia melarikan diri dari istana.
Putri Dandelia berjalan dan terus berjalan.
Di sepanjang jalan, orang-orang memberi hormat.
Dari rambutnya yang berkilau, orang-orang langsung mengenalinya sebagai Putri Dandelia.
"Rambut Kakak bagus sekali!" Seorang anak kecil berdiri di hadapannya.