Memang, jalan raya di TKP itu cukup rawan dan sering terjadi kecelakaan truk karena medan jalannya seperti itu dan sering kali kalau mobil itu mendadak belok ke rumah makan.
Di TKP itu ada tiga rumah makan yang cukup ramai selama 24 jam karena jadi langganan orang yang lagi melintas dari arah Malang-Blitar atau sebaliknya.
Bukan cuma jadi pelanggan penumpang mobil pribadi juga para sopir truk.
Bahkan, tiap hari atau setiap saat sepertinya selalu ada deretan truk yang parkir di kiri kanan jalan itu karena ketiga rumah makan itu letaknya berhadapan.
Yakni, dua berada di utara jalan atau menghadap ke Selatan dan yang satu di seberang jalan itu.
"Lebih-lebih saat ini (musim giling tebu) banyak sopirnya yang makan di warung itu," ujar warga yang ikut melakukan evakuasi terhadap kecelakaan beruntun itu.
Begitu truk Diesel itu berhenti mendadak, langsung disruduk oleh truk Fuso hingga menimbulkan suara keras yang membuat warga kaget dan berdatangan.
Itu tak lain adalah suars benturan akibat bak belakang truk Diesel itu dihantam oleh truk Fuso.
Bukan cuma bak truk Diesel yang rungsek namun kabin depan truk Fuso itu juga mengalami hal serupa. Dan malah kaca depan truk Fuso itu langsung pecah karena mencium bak truk di depannya.
Belum berhenti sampai di situ.
Di saat kedua sopir truk itu saling kaget, mendadak dari belakang terdengar suara braak juga.
"Kejadiannya berlangsung begitu cepat karena jarak mereka mungkin tidak jauh.
Kalau kecepatannya sih mungkin tidak begitu cepat karena lagi di jalan tanjakan juga arus lalu lintas agak padat," ungkapnya.
Suara braaak, yang ketiga itu bukan truk yang menyeruduknya namun mobil Brio yang dikemudikan ibu-ibu.
Begitu menyeruduk truk Fuso, mungkin tak mengenai baknya namun Brio merah itu malah masuk ke bawah kolong baknya.