Berita Kudus

Wakil Rektor 1 UMK Kudus Beri Tanggapan Terkait Edaran Penonaktifan Dirinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Surat edaran penonaktifan WR 1 UMK Kudus Sulistyowati/ist

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Universitas Muria Kudus mengeluarkan surat edaran terkait penonaktifan Wakil Rektor 1 Universitas Muria Kudus Dr Sulistyowati. 

Surat Ketua Pengurus Yayasan Pembina Universitas Muria Kudus Nomor 118/YM/G.40.096/VI/2023 tanggal 9 Juni 2023 tentang penonaktifan Penjabatan Struktural. 

Surat tersebut juga sudah ditandatangani oleh Rektor Universitas Muria Kudus Darsono. 

Adanya surat edaran tersebut, ditanggapi langsung oleh Wakil Rektor 1 Universitas Muria Kudus, Dr Sulistyowati kepada Tribunmuria.com.

"Saya sudah dengar adanya surat edaran itu, saya orang hukum jadi dari awal persoalan ini kental persoalan politik. Kalau kental persoalan politik tidak menggunakan prosedur hukum," tanggapnya saat dihubungi Tribunmuria.com, Jumat (9/6/2023). 

Menurutnya munculnya surat edaran tersebut bisa dinilai oleh masyarakat apakah surat tersebut ada indikasi pengaruh kekuasan atau tidak. 

"Surat tersebut bisa dilihat apakah normal, wajar atau tidak itu terlihat. Kalau kita orang beriman tidak perlu takut dengan kekuasaan, apapun yang dilakukan apalagi dengan tangan besi. Karmanya luar biasa," katanya. 

Dia menilai bahwa surat yang ditanda tangani oleh Rektor Universitas Muria Kudus tersebut bukan dari kemauan Rektor. 

"Saya memang dikirimi oleh masyarakat yang tanda tangannya pak Rektor, tapi saya yakin itu bukan kemauan pak Rektor bahwa ada kekuasaan yang besar yang tidak terlihat dan tidak beretika," tegasnya. 

Dia juga menanggapi munculnya kabar pembunuhan karakter yang ditujukan padanya. 

"Tidak apa-apa saya ini orang beriman, apapun yang dilakukan pendzoliman, opini publik itu Gusti tidak sare. Saya santai saja dalam artian saya sudah mengabdi dengan tulus di UMK," sambungnya. 

Selain itu, selama ini dia mengabdi di UMK juga sudah dilakukan dengan baik. 

"Mohon maaf ya, saya ini perempuan saya menjabat itu mengorbankan jiwa raga. Saya berangkat fajar pulang malam untuk pembenahan dan kebaikan UMK," katanya. 

Dari informasi yang dia dapatkan, munculnya serangkaian demo ini yang berbuah pada surat edaran tersebut ada campur tangan dari luar. 

"Kalau itu ada penguasa luar yang ikut-ikut dan hanya sepihak ada pemicunya membabat saya dan pak Rektor itu tujuan akhirnya bukan saya dan pak Rektor kok," terangnya. 

Halaman
12

Berita Terkini