"Dengan sumber implement capacity hanya dari Nusa Dua.
Terus terang saya tidak bisa menyelesaikan yang short term liabilities ini, di mana isi di dalamnya adalah pembangunan Grand Stand, VIP village, sama kebutuhan modal kerja waktu penyelenggaraan event, yaitu Rp 1,2 triliun," beber Dony.
Ia berterus terang, meski sukses digelar dan ajang balapannya menjadi perhatian dunia, gelaran MotoGP justru bikin tekor perusahaan.
"Ini yang menjadi persoalan di ITDC.
Di samping itu ITDC juga mendapatkan beban untuk penyelenggaraan MotoGP tahun 2022.
Ini menjadi beban yang sampai saat ini menjadi tanggungan daripada ITDC," ungkap Dony.
Mantan petinggi Trans Corp ini bilang, InJourney masih terus mencari jalan agar ITDC bisa keluar dari masalah beban utang dan kerugian dari pengembangan Mandalika.
Ia melanjutkan, agar perusahaan tetap bisa sehat, InJourney lantas meminta modal dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
PMN akan digunakan untuk pembayaran utang jangka pendek yang memang bersifat sangat mendesak.
Perusahaan juga terus berupaya menggenjot pendapatan dari lini bisnis lainnya untuk menyelesaikan persoalan utang jangka panjang yang jatuh temponya lebih lama. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BUMN Tercekik Utang Rp 4,6 Triliun Gara-gara Bangun Mandalika"
Baca juga: Kata Erick Thohir soal Pistol Dirut BUMN Meletus di Bandara