TRIBUNJATENG.COM - Kasus rabies tengah menjadi sorotan.
Menyusul seorang anak di Buleleng Bali yang meninggal dunia.
Ia diduga terkena rabies karena sebelumnya digigit anjing kesayangan.
Bocah tersebut juga menunjukkan tanda-tanda terkena rabies yakni berontak dan histeris.
Baca juga: Hasil Tes Ahli Forensik Penemuan Tulang Manusia di Purwokerto Ternyata Tulang Bayi
Baca juga: Kenal Cowok dari Aplikasi dan Dijanjikan Ketemu Orangtua, Wanita Ini Malah Jadi Korban Kriminal
Lini masa media sosial pun diramaikan dengan topik terkait kasus rabies yang merebak di sejumlah daerah di Indonesia.
Sejumlah warganet yang berkecimpung di dunia kesehatan turut membahas topik tersebut.
Salah satunya dokter hewan yang membahas pertolongan pertama saat digigit hewan penular rabies.
Melalui akun Twitter-nya, dokter hewan, Muhamad Jami Ramadhan yang berpraktek di Dr. Jami's Pet Care, Bandung menuliskan utas terkait dengan pertolongan pertama yang harus dilakukan saat digigit hewan rabies.
"Bagaimana pertolongan pertama setelah digigit Hewan Penular Rabies? Cuci luka dgn detergent di bawah air mengalir," tulis dalam utasnya.
Utasnya tersebut langsung direspon sejumlah pertanyaan dari warganet, terutama soal mencuci luka dengan deterjen.
"Maksudnya deterjen utk cuci pakaian?," tanya akun ini.
"Ini deterjen baju pa gimn yak," kata akun ini.
Hingga Senin (19/6/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 1,7 juta kali dan disukai lebih dari 28.400 pengguna.
Lantas, bagaimana penjelasan dan apa tujuan mencuci luka yang digigit hewan pembawa rabies menggunakan deterjen?
Penjelasan
Saat dikonfirmasi, Muhamad Jami menyampaikan, mencuci luka menggunakan deterjen sebagai pertolongan pertama saat digigit hewan pembawa rabies diharapkan dapat meluruhkan amplop virus, sehingga bisa mengurangi resiko invasi virus masuk ke dalam tubuh.
"Selain mencuci menggunakan air mengalir, juga sambil dipencet-pencet lukanya sampai darahnya berhenti," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/6/2023).
"Namun, ada juga yang menyarankan untuk diberikan iodine setelahnya, lalu diperban (seperti penanganan luka pada umumnya)," tambahnya.
Ia juga menyampaikan, berdasarkan literatur ada yang menyarankan penggunaan sabun dan deterjen.
Namun, ada yang berpendapat bahwa deterjen lebih efektif karena sifatnya lebih basa (alkali) yang bisa berpengaruh terhadap peluruhan amplop pada virus, dapat membuat virus mati lebih cepat.
"Setelah pertolongan pertama dilakukan, segera di bawa ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat," kata Muhamad.
Berapa batas waktu sampai virus rabies menyebar?
Lebih lanjut, Muhamad menyampaikan, terdapat rentang waktu yang dibutuhkan bagi virus rabies sebelum akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.
"Yang saya tahu rentang waktu setelah gigitan sampai bisa menginfeksi otak jaraknya bisa sampai 1-2 bulan. Tapi, baiknya lekas ditangani dengan harapan penyebaran virus dalam tubuhnya bisa segera berhenti," ungkapnya.
Ia menjelaskan, rabies merupakan penyakit infeksi virus mematikan yang dapat menyerang sistem saraf.
Virus ini bisa ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi dan penularannya bisa lewat gigitan langsung ataupun luka terbuka.
"Penyakit ini bisa menyerang hewan dan manusia yang juga merupakan salah satu penyakit zoonosis prioritas di Indonesia," ujarnya.
Lokasi luka gigitan mempengaruhi penyebaran virus
Muhamad mengatakan, lokasi gigitan hewan pembawa rabies dapat memengaruhi penyebaran virus tersebut.
"Manusia yang digigit cepat maupun lambat dapat timbul gejala, tergantung lokasi mana di tubuhnya yang digigit," ujarnya.
"Semakin dekat dengan kepala, semakin cepat penyebarannya" tambahnya.
Ia juga mengungkapkan, berdasarkan penelitian, virus rabies yang masuk ke tubuh dapat menyerang sistem saraf dengan kecepatan rata-rata 3 mm/jam sampai menembus ke otak. (Kompas.com)