Viral Pengantin Digendong Sebrangi Sungai Pemali Brebes, Warga Percaya Angker hingga Mitos Buaya Putih
TRIBUNJATENG.COM- Sebuah video yang memperlihatkan pasangan pengantin menyeberangi Kali Pemali di Brebes sambil digendong, mendadak viral di media sosial.
Dalam caption video viral, menceritakan jika hal tersebut sudah menjadi tradisi untuk menolak sial.
"Pengantin digendong menyeberangi jembatan Kali Pemali Brebes untuk menolak sial"
Dalam video viral, terlihat mempelai perempuan mengenakan pakaian pengantin lengkap saat digendong melintasi aliran sungai yang dipercaya warga memiliki aura mistis.
Kali Pemali memiliki hulu yang berada di Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Sementara itu, sungai ini nantinya bermuara di Laut Jawa.
Secara administratif, luas daerah aliran sungai Kali Pemali ini mencakup dua wilayah yang ada di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal.
Kali Pemali juga memiliki anak sungai yang cukup besar, seperti Sungai Rambatan, Sungai Ciomas, Sungai Citara, dan lainnya.
Kali Pemali bukanlah sungai biasa bagi masyarakat sekitar.
Konon, nama "Pemali" berasal dari larangan (pamali) untuk menyeberangi sungai selama peperangan antara pasukan dari timur dan barat.
Siapa pun yang melanggar larangan akan mengalami kekalahan, demikian menurut cerita rakyat.
Legenda lain menyebutkan bahwa Kali Pemali juga menjadi tempat bermukim siluman buaya putih yang berwujud manusia. Siluman buaya putih ini dikenal dengan sebutan Ratu Nagamaesa yang menjadi penguasa di Kali Pemali.
Ratu Nagamaesa ini diyakini selalu meminta tumbal setiap tahunnya, yang membuat banyaknya korban jiwa yang tenggelam di sungai tersebut.
Namun tumbal ini merupakan orang-orang yang berasal dari luar daerah Brebes.
Kemenangan salah satu tokoh dalam legenda tersebut, yakni Ki Gede Muniba yang bertarung dengan penguasa Kali Pemali menjadi alasan mengapa tumbal yang diambil setiap tahunnya berasal dari orang-orang di luar Brebes.
Setelah berhasil mengalahkan penguasa Kali Pemali, Ki Gede Muniba membuat kontrak dengan makhluk gaib tersebut untuk tidak mengambil tumbal dari warga pribumi asli daerah tersebut.
Atas dasar mitos Kali Pemali inilah wilayah tersebut diyakini sebagai tempat angker dan disakralkan oleh masyarakat sekitar.
(*)