TRIBUNJATENG.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) yang menjalin kerja sama dalam melahirkan Efek Beragun Asset Syariah (EBAS) yang pertama di Indonesia, yakni EBAS-SP SMF-BRIS01, telah resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun hadirnya EBAS dengan skema surat partisipasi ini menjadi gebrakan baru dalam investasi syariah, sehingga dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Seremoni pencatatan perdana EBAS-SP SMF-BRIS01 di BEI ini juga sekaligus menjadi petanda dalam peluncuran produk terbaru di pasar keuangan nasional. Seremoni ini secara resmi dilakukan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) KH. Ma’ruf Amin.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama (Dirut) BSI Hery Gunardi, Direktur Utama (Dirut) PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo, Direktur Utama (Dirut) BEI Iman Rachman dan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi.
Wapres RI Ma’ruf Amin mengatakan, kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01 ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kemaslahatan umat secara lebih menyeluruh. Hal itu dikarenakan dapat menjadi pilihan instrumen dalam investasi syariah baru bagi masyarakat selain saham, sukuk, dan reksadana.
“Dengan kehadiran EBAS-SP SMF-BRIS01, semoga bisa menjadi produk terbaru dan yang pertama di Indonesia untuk dapat memberikan multiplier effect yang positif terhadap perekonomian dan keuangan syariah di Tanah Air,” ungkap Wapres Ma’ruf, dikutip dari keterangan persnya, Rabu (21/6/2023).
“Selain itu, kehadiran ini juga mendukung langkah pemerintah dalam pengembangan industri halal, di mana BSI diharapkan terus menjadi lokomotif yang mendorong kemajuan bagi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia,” tambah Wapres Ma’ruf.
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 mendukung program-program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat, sekaligus dapat memperdalam instrumen investasi di industri keuangan syariah di Indonesia.
“Penerbitan EBAS-SP SMF-BRIS01 diharapkan dapat mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal di Indonesia. Selain itu, dapat menjadi pilihan instrumen investasi syariah baru yang kompetitif dan menarik bagi masyarakat,” ujar Kartika.
Untuk diketahui, EBAS-SP SMF-BRIS01 merupakan efek hasil proses transaksi sekuritisasi aset pembiayaan rumah senilai Rp325 miliar milik BSI yang diterbitkan oleh SMF. EBAS-SP SMF-BRIS01 mengantongi peringkat AAA dari Pefindo dan imbal hasil yang kompetitif, yaitu 7 persen.
Adapun produk ini diterbitkan dalam dua tranches, yaitu kelas A yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum dan kelas B sebagai kelas subordinasi yang berfungsi melindungi kelas A.
Direktur Utama (Dirut) BSI Hery Gunardi mengatakan, sekuritisasi aset pembiayaan rumah milik BSI yang diterbitkan SMF senilai Rp325 miliar ini telah mampu terserap dengan baik oleh investor ritel, korporasi dan berbagai yayasan dana pensiun. Bahkan, oversubscribed sampai dengan 126 persen.
“Kami sangat mendukung program pemerintah dalam memperkuat pembiayaan perumahan dengan skema syariah serta berkomitmen untuk terus membangun ekonomi keumatan melalui skema dan business model yang tepat. Dengan demikian, peran perbankan syariah benar-benar nyata dalam berkontribusi bagi kemajuan ekonomi di Tanah Air”, ujar Hery.
Maka itu, lanjut Hery, Ini menjadi bukti bahwa animo investor dan para pelaku keuangan syariah sangat tinggi terhadap diversifikasi investasi syariah yang aman, cepat dan mudah. Terlebih, imbal hasil yang ditawarkan mencapai 7 persen, lebih tinggi di atas rata-rata investasi seperti deposito, sukuk maupun reksadana.
“Alhamdulillah produk terbaru ini mendapat animo yang besar dari para investor dan para pelaku keuangan syariah termasuk investor ritel di Indonesia. Kami juga mengapresiasi dukungan dari pemerintah dan regulator untuk dapat mendorong inklusi pasar keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia, sehingga menciptakan manfaat ganda ke seluruh sektor, serta menambah alternatif instrumen investasi syariah baru bagi masyarakat,” ucap Hery.