Ketika dilakukan konservasi, tulang gajah purba terlihat separuh di longsoran tanah.
Tulang itu kondisinya utuh dan sempat ada keretakan, namun segera diperbaiki.
Eka Wahyu Hidayat mengatakan, di tempat yang sama, pernah juga ditemukan fosil gajah purba berupa gigi Stegodon.
"Sebelumnya di situs Kedung Wedus juga ditemukan banyak fragmen fauna di sekitar lokasi. (Pernah ditemukan fosil gajah purba Stegodon) Betul, gigi stegodon di sekitar lokasi," ungkap Eka Wahyu Hidayat.
Dirinya berharap, rumah artefak yang berada di Gor Mustika Blora segera ditetapkan menjadi museum.
Berdasarkan edukasi, pengelolaan, potensi sampai tingkatan pemanfaatan yang dilakukan di rumah artefak.
"Rumah artefak menurut saya sudah layak dijadikan sebuah museum. Dengan adanya temuan bari ini, kami mengharap bisa merawat dan menjadi edukasi masyarakat Blora, khususnya adik-adik sekolah bahwa Kabupaten Blora potensi gajah purbanya luar biasa," jelas Eka Wahyu Hidayat.
Dirinya mencontohkan adanya penemuan fosil gajah purba yang utuh dan paling lengkap yang ditemukan di Dusun Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora pada 2009 lalu.
"Temuan di lapangan, seperti dulu ditemukan di Desa Medalem, Kradenan, Blora fosil gajah purba terlengkap di dunia. Itu tidak bisa dianggap remeh," pungkas Eka Wahyu Hidayat. (Kim)