Berita Semarang

Ibu Apakah Dirimu Layak Disebut Manusia? 5 Kasus Buang Bayi di Kota Semarang Belum Terungkap

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga berkerumun melihat lokasi bayi laki-laki dibuang di Jalan Karangrejo 6, Gang Buntu, Srondol Wetan, Banyumanik. Kasus itu menambah daftar panjang kasus buang bayi di tahun ini, Kota Semarang, Minggu (25/6/2023).

Pelaku yang kalut lantas melakukan apa saja supaya nama baiknya terjaga dengan  membuang atau membunuh bayi.

Padahal perbuatan kriminal tersebut dapat memberikan dampak panjang terutama dalam segi psikologi pelaku.

Pelaku akan merasa trauma sekaligus memiliki rasa bersalah yang akan menghantui seumur hidup.

"Hukuman penjara pun sebenarnya tidak menyembuhkan," bebernya.

Dampak psikis yang dialami pelaku seperti gangguan kualitas hidup di masa mendatang.

"Mereka yang pernah melakukan hal itu sampai sering terjaga saat malam hari ketika tidur karena perasaan bersalah," terangnya.

Gangguan tersebut , lanjut dia, adalah cerita dari para pasiennya. 

Ia mengungkapkan, sering menghadapi pasien yang mengalami trauma lantaran perbuatannya membuang bayi atau menggugurkan bayi saat di dalam kandungan.

Namun, pasiennya mayoritas  membuang bayi untuk tetap hidup sehingga dibuang di tempat seperti panti asuhan, pos satpam dan lainnya.

Bukan ke sungai maupun kebun kosong.

Ia belum pernah menemukan pasiennya sampai tega  membuang bayi hingga meninggal dunia.

"Meskipun begitu sama saja karena dampaknya tetap merugikan," paparnya.

Terpisah, Pengelola Griya Welas Asih Semarang Rosalia Amaya mengatakan, sangat menyayangkan kasus pembuangan bayi di kota Semarang.

Padahal lembaganya sangat terbuka terhadap perempuan yang mengalami kehamilan tak dikehendaki.

"Jangan sampai dibunuh, anak tidak bersalah, masih ada jalan keluar, salah satunya Griya Welas Asih Semarang," katanya kepada Tribunjateng.com.

Halaman
123

Berita Terkini