Sebab, lanjut Reni melalui kemitraan ini IKM dapat memperoleh kepastian pasar dan pasokan bahan baku.
"Kami kesempatan ini menjadi saat yang tepat bagi IKM untuk mengetahui jenis dan spesifikasi komponen yang bisa disuplai, rencana kebutuhan pengadaan di industri besar, persyaratan standar, serta prosedur procurement dari perusahaan BUMN, sehingga kemudian dapat menjadi bagian dari rantai pasok BUMN," katanya dalam keterangan yang diterima tribunjateng.com, Kamis (6/7/2023).
Sedangkan Ketua Pengurus YDBA dalam kegiatan ini menyampaikan, bahwa saat ini terdapat 22 IKM Manufaktur yang dibina YDBA di Solo sejak tahun 2019.
50 persen IKM tersebut merupakan IKM Mandiri yang telah mengikuti program pembinaan dan telah melakukan asesmen oleh YDBA, lainnya sebesar 45 % merupakan IKM Pra Mandiri dan 5 % merupakan IKM Madya.
Sigit juga menambahkan, YDBA memberikan berbagai program pembinaan agar IKM mampu menghasilkan produk sesuai standar QCD yang dibutuhkan oleh para customer/offtaker-nya masing-masing.
Pada kesempatan temu bisnis yang diselenggarakan Kemenperin RI dan didukung oleh YDBA ini, Sigit berharap kegiatan ini bisa memberikan kesempatan yang luas bagi para IKM untuk dapat berkolaborasi dan mendapatkan Ayah Angkat/ Offtaker.
Sigit menyadari, untuk mengakselerasi pertumbuhan IKM, diperlukan kolaborasi termasuk dalam menciptakan pasar IKM.
"Kamo berharap kegiatan Temu Bisnis ini dapat rutin diselenggarakan di Solo Raya maupun di wilayah lain, sehingga dampak dari kegiatan tersebut bisa mendukung pertumbuhan dan masa depan IKM Indonesia agar IKM dapat berkibar di negara kita," ujarnya.