Sampai di sini langsung barcode," ujarnya.
Menurut Endriawan, program ini tak lain untuk memajukan sistem pelayanan dari administrasi manual ke digital.
Namun meski digitalisasi, kendala tetap ada seperti pengetahuan keluarga pasien terhadap penggunaan aplikasi digital.
"Jadi kami juga tetap melayani pendaftaran manual.
Tidak kami hilangkan.
Harapannya semua digital, tapi beberapa masih belum fasih menggunakannya jadi tetap kami layani pendaftaran manual," katanya.
Endriawan menyebut, program ini awalnya ditujukan agar menghindari kerumunan dan antrean panjang saat pandemi Covid-19.
Namun ternyata lebih dari itu, pasien merasakan dampak positif pengurangan waktu tunggu antrean dan kemudahan pendaftasan rawat jalan.
Pihaknya mencatat terjadi kenaikan kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 6 persen.
"Waktu tunggu juga lebih optimal.
Sebelumnya rata-rata lima menit waktu tunggu antrean pendaftaran sekarang terpangkas menjadi kurang dari satu menit.
Selain itu tujuannya juga untuk terhindar dari frod dan gratifikasi, semuanya jadi transparan," pungkasnya.