Berita Viral

Dijebak Ikut Tes Satpam, Anak Tukang Ojol Malah Lulus Jadi Polisi, Keluarga Masih Sulit Percaya

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rizqi pemuda 19 tahun asal Jalan M Bangsawan, RT 05/LK1, Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung yang lulus Bintara Polri di Polda Lampung.

TRIBUNJATENG.COM, LAMPUNG - Ayah dan ibu Adz Rizqi (19) tak pernah menyangka anaknya bisa menjadi polisi.

Sebabnya, dalam silsilah keluarga mereka tak ada satu pun yang pernah jadi polisi.

Selain itu mereka juga tak memiliki uang banyak, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Ini adalah kisah lengkap Rizqi akhirnya diterima menjadi Bintara Polri pada penerimaan gelombang kedua tahun 2023 di Polda Lampung, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Rizka Atok Suami Meylisa Zaara Blak-blakan Hubungannya dengan Dokter Oscar, Cuma Sejauh Ini

Baca juga: Inilah Sosok Ari Wibowo Masinis KA Brantas Tabrak Tronton di Semarang, Lihat Truk Jarak 300 Meter

Ayah Rizqi, Safrizal (49), adalah seorang tukang ojek online.

Dia tak tidak percaya anak pengemudi ojek daring bisa lulus tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun.

Saat mendengar anaknya lolos, Safrizal mengambil ponsel dari saku jaketnya dan menelepon sang istri, Rosidah (48), lalu menyampaikan kabar gembira tersebut.

Suara Rosidah di seberang telepon terdengar bergetar dan terisak.

Ulekan bumbu pecel terhenti.

Berulangkali asma Allah terucap, mengucap syukur tiada henti. 

"Benar-benar enggak nyangka.

Ya apalah saya ini, kerjaan cuma ojek online, mana punya uang banyak," kata Safrizal, Kamis.

Orangtua ojek online dan penjual pecel

Rizqi merupakan satu di antara 508 calon siswa yang lulus untuk bersekolah di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Polda Lampung pada gelombang kedua tahun 2023 ini. 

Kedua orangtua Rizqi hanya orang biasa.

Tidak ada yang berprofesi sebagai polisi di garis keturunan keluarga mereka. 

 Sang ayah, Safrizal, merupakan pengemudi ojek online.

Sementara ibunya, Rosidah, membuka warung pecel di kontrakan mereka di Jalan M Bangsawan, RT 05/LK1, Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

Dijebak kerja sebagai sekuriti

Safrizal mengatakan, sebenarnya Rizqi tidak pernah berminat menjadi seorang polisi.

Setelah lulus SMK, Rizqi bahkan berniat merantau ke Jakarta untuk bekerja di pabrik.

Safrizal pernah berkeluh kesah dengan teman kongkonya yang merupakan anggota Polresta Bandar Lampung.

"Saya manggilnya abang, dia (abang) ngomong, 'Masa sih enggak minat, coba dulu ajak ke sini'," kata Safrizal menirukan ucapan anggota polisi itu.

Setelah bertemu, anggota itu lalu bertanya kepada Rizqi, apakah mau bekerja sebagai sekuriti jika memang tidak berminat daftar polisi. 

"Dia (Rizqi) bilang mau jadi sekuriti, dia enggak mau jadi polisi.

Ribet sama enggak punya uang," kata Safrizal.

Kebetulan kondisi fisik Rizqi saat itu tidak prima.

Mudah lelah, fisik lemah, dan tidak bisa berenang. 

Dengan "jebakan" bekerja sebagai sekuriti itu, Rizqi lalu menjalani pelatihan mandiri.

Semua dilatih dan dibiayai oleh anggota polisi tersebut, seperti les berenang dan biaya fitness untuk memperkuat fisiknya.

Bahkan, anggota polisi itu memberikan Rizqi asupan susu.

Setelah dua bulan menjalani latihan, fisik Rizqi mulai terlatih.

Tubuhnya juga lebih berisi karena sejumlah latihan fisik yang dijalani.

Saat itulah polisi tersebut kemudian merayu Rizqi agar mencoba mengikuti tes Bintara Polri.

Rizqi yang awalnya berniat menjadi sekuriti, akhirnya memberanikan diri mengikuti tes Bintara.

Berbagai tahapan dijalani hingga akhirnya anak driver ojol itu lulus dan menjadi Bintara Polri.

Semangat naik turun

Sementara, Rizqi mengaku semangatnya sempat naik turun saat mengikuti seleksi penerimaan Bintara.

Terlebih dari 13 kali tahapan, semua dia jalani tanpa didampingi orangtua.

Namun, motivasinya mengangkat derajat keluarga menjadi amunisi penyemangat lulus seleksi.

"Enggak pernah kepikiran jadi polisi sih.

Cuma emang karena kondisi keluarga begini, saya ingin membantu orangtua," kata Rizqi. (Kompas.com)

Berita Terkini