TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Para driver taksi online di Kota Semarang meningkatkan keamanan diri selepas kasus pembunuhan menimpa driver taksi online Fauzy Aribammar di Mugas Dalam Raya, Mugassari, Kota Semarang.
Mereka ternyata meningkatkan sistem keselamatan kerja yang disepakati sesama komunitas, terutama saat melakukan aktivitas ngalong atau mencari orderan penumpang saat malam hari.
"Kami aktifkan share location live saat ngalong sehingga teman-teman driver lain bisa memantau," kata Perwakilan Asosiasi Driver Maxim Semarang (Adimas), Kurnia kepada Tribunjateng.com, Rabu (26/7/2023).
Dari berbagi lokasi terkini tersebut, nantinya ketika ada driver berhenti, akan ada driver lain yang menelpon.
Misal tidak ada respon dari driver tersebut bakal dicari.
Baca juga: Baghastian Pembunuh Driver Taksi Online di Semarang Terancam Hukuman Mati
Baca juga: Alasan Pelaku Bunuh Driver Taksi Online di Semarang: Tak Punya Opsi, Jadi Tulang Punggung Keluarga
Disamping itu, ketika mendapatkan order meragukan atau mencurigakan para driver tak mengambilnya.
"Dari aplikator juga tidak masalah, demi keamanan driver," bebernya.
Dia mengungkapkan, para driver mengambil orderan malam bukan semata-mata karena orderan ramai.
Bahkan, menurutnya saat malam hari orderan agak berkurang.
"Hanya demi kebutuhan sehingga para driver pantang menyerah," katanya.
Pihaknya sebagai langkah imunitas bagi para driver membentuk komunitas yang berpayung hukum.
Oleh karena itu, ketika terjadi kecelakaan maupun persoalan lainnya ada bantuan hukum.
"Misal ada kejadian kejahatan yang menimpa driver akan diusahakan mendapatkan asuransi dari aplikator," jelasnya.
Terpisah, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar meminta para pekerja driver online dan sejenisnya hendaknya meningkatkan keamanan dengan memasang GPS di mobil.
Selain itu, dipasang sekat yang memisahkan antara sopir dan penumpang.