TRIBUNJATENG.COM - Greysia Polii, mantan pebulu tangkis ganda putri Indonesia, berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun, di balik kemenangannya yang cemerlang, ada titik terendah dalam kariernya saat terlibat dalam skandal pengaturan hasil pertandingan atau match fixing pada Olimpiade London 2012.
Skandal tersebut bermula ketika unggulan pertama ganda putri China, Wang Xiaoli/Yu Yang, sengaja mengalah dari pasangan Korea Selatan, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, pada partai terakhir grup A.
Langkah tersebut diambil agar mereka tidak bertemu rekan senegaranya di fase gugur dan bisa mewujudkan "All Chinese Final."
Penampilan yang tak serius dari kedua pasangan tersebut menuai kecaman dari penonton dan membuat pertandingan menjadi kurang menarik.
Praktik serupa juga terjadi pada ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Meiliana Jauhari, yang melawan Ha Jung-eun/Kim Min-ung dari Korea Selatan.
"Saat babak delapan besar bisa memilih. Kami mau lawan yang mana. Waktu itu, saya akan bertemu antara Wang Xiaoli/Yu Yang, Kim Ha-na. Begitu juga Han Jung-eun/Kim Min-jung berpikiran juga yang sama," kata Greysia kepada media di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
"Jadi, sebelum dia ada drama saya menyadari Zhao Yun Lei kalah dari Christina Pedersen karena China berambisi All Chinese finals."
"Otomatis saat lihat pertandingan sore hari Wang Xiao Li dan Kim Ha-na seperti buang bola. Tidak mau bermain. Kita bisa lihat di Youtube pertandingannya sangat tidak sportif."
"Dari situ kami berpikir bahwa mereka bermain seperti itu. Jangan-jangan Yu Yang diminta mengalah supaya Zhao Yun Lei bisa ke semifinal karena China merasa sangat percaya diri."
"Dari situ prasangka terjadi antara saya, Meiliana dan Koh Paulus. China dan Korea kok begini mainnya.
Kami seharusnya menang karena Wang Xiao Li pasti menang atas Kim Ha-na tidak mungkin kalah."
Wasit kehormatan akhirnya mengeluarkan kartu hitam bagi kedua pasangan tersebut, yang artinya mereka didiskualifikasi dari Olimpiade London 2012.
Meski pihak Indonesia dan Korea Selatan mencoba mengajukan protes untuk membatalkan kartu hitam, keputusan BWF dan IOC akhirnya mengabulkan protes tersebut dengan syarat kedua pasangan harus bermain dengan serius.
Greysia Polii merasa terpukul dengan insiden tersebut dan merasa tidak adil.
Meskipun akhirnya melanjutkan pertandingan dengan serius, kejadian tersebut membuatnya trauma dan takut. Meski begitu, dia tidak mengajukan banding karena takut bulu tangkis bisa didepak dari Olimpiade jika ada protes.