Berita Regional

Perjalanan Karier Sastra Cak Nun Emha Ainun Nadjib Ternyata Ayah Vokalis Band Terkenal

Penulis: non
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perjalanan Karier Sastra Cak Nun Emha Ainun Nadjib Ternyata Ayah Vokalis Band Terkenal

Kegiatannya dimulai ketika Cak Nun menulis puisi di harian Masa Kini dan Berita Nasional.

Tak hanya itu, Cak Nun juga menulis puisi di Majalah Muhibbah yang mana merupakan majalah terbitan UII Yogyakarta dan menulis cerpen di Minggu Pagi dan MIDI.

Cak Nun kemudian banyak menerbitkan puisinya di media massa terbitan Jakarta seperti Horison.

Ketidakpuasannya membuat Cak Nun menghasilkan sajak dan cerpen ringan yang kemudian berlanjut menulis esai, kritik drama, resensi film, dan pembahasan mengenai pameran lukisan.

Cak Nun menggunakan nama samaran Joko Umbaran atau Kusuma Tedja dalam tulisan-tulisannya.

Pada 1975, Cak Nun mengikuti sebuah Festival Puisi 1975 di Jakarta dan diundang dalam Festival Puisi Asean 1978.

Cak Nun sempat menjadi redaktur kebudayaan di harian Masa Kini sampai hingga 1977 dan menjadi pemimpin Teater Dinasti, Yogyakarta.

Selain itu, Cak Nun juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Kesenian Yogyakarta.

Tulisan-tulisannya telah dibukukan dalam berbagai jenis karya sastra.

Seperti puisi, cerpen, naskah drama, esai, quotes, transkrip, hingga wawancara.

Cak Nun pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina pada 1980 dan International Writing Program di Lowa University Amerika Serikat di 1984.

Lebih lanjut, Cak Nun juga berpartisipasi dalam Festival Penyair Internasional di Rotterdam Belanda pada 1984.

Di 1985 Cak Nun juga ikut Festival Horizonte >III di Berlin, Jerman dan mengikuti berbagai pertemuan sastra dan kebudayaan sejenis.

Pada 1995, Cak Nun membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Padhang Mbulan yakni sebuah kelompok pengajar.

Cak Nun juga berkiprah dalam Yayasan Ababil di Yogyakarta yang menyediakan tenaga advokasi pengembangan masyarakat dan penciptaan tenaga kerja. (*)

Berita Terkini